Record The Journey and Thoughts

Friday 27 February 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Yuuuk!

Pemilu semakin dekat. Memang kenapa? Gak papa sih, akhirnya saya bikin juga tulisan tentang kampanye pemilu damai, terutama yang (semoga) sesuai dengan kontes SEO yang sedang berlangsung sejak awal bulan ini. Ikut meramaikan gitu loh..

Saya melihat di televisi partai politik terus berlomba-lomba berkampanye membangun citra agar dipilih rakyat. Berbagai macam iklan pun dibuat untuk memikat calon pemilih, tentunya dengan isi yang beragam. Ada yang menyerang parpol dan figur lain, ada yang memuji keberhasilan, ada yang mengklaim paling berjasa, dan ada yang mengkritisi serta memanfaatkan golput. lagi-lagi, iklan saling serang antar parpol dan figur akan semakin sengit menjelang pemilu legislatif dan pilpres 2009. Hmm..

Saya belum pernah melihat kampanye dalam iklan yang tanpa menyerang, menyalahkan maupun mengkritik partai lain. Apa mungkin mereka sudah kehabisan akal untuk meraih simpati rakyat? Menurut saya, dengan mengkambinghitamkan partai yang lain secara tidak langsung mencontohkan keburukan pada rakyat. Betol tidak?

Seharusnya para elit politik tidak mengabaikan bahwa sekarang rakyat semakin pintar untuk menilai mana iklan yang hanya berisi janji-janji palsu. Jadi, marilah melakukan Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009. Intinya kita mendorong kampanye pemilu dalam situasi damai dan tertib. Untuk itu para parpol hendaknya tampil berkompetisi secara sehat. Siap menang, siap kalah. Setuju kan?


Friday 20 February 2009

Boci dan Mimi

Saya bukan penggemar atau kolektor binatang, apalagi binatang karnivora jenis anjing. Sebelumnya juga tidak pernah melihat binatang ini radius dekat, sebab di lingkungan saya di Malang tidak ada yang memelihara anjing. Kalaupun ada, pastilah sudah digerebek orang sekampung yang menolak peliharaan anjing di kampung. Entahlah, mungkin ada hubungan dengan norma agama, takut digigit karena kebuasannya ataupun terganggu dengan jenggongan anjing.

Lain di Malang, lain dengan di Solo. Di lingkungan rumah saya di Solo, anjing merupakan hewan yang banyak dipelihara penghuni kampung. Bahkan seliweran ke sana-sini seperti keberadaan kucing di Malang. Saya yang tidak terbiasa dengan anjing bila berpapasan di jalan selalu deg-degan seakan pingin lari terbirit-birit. Sekarang dah lumayan terbiasa, meski tidak menyentuhnya.

Bermacam-macam jenis anjing yang kebetulan saya lihat di sini. Tetangga saya ada yang mempunyai anjing kelas elit –begitu saya menyebutnya-- juga ada yang kelas jelata. Salah satunya, yang kelas elit diberi nama Boci. Dia begitu terjamin hidupnya, minumnya susu, makannya sate, roti, jeroan ayam yang digoreng dan sejenisnya. Penampakannya begitu bersih, bulunya coklat kemerahan begitu mengkilat. Anjing rumahan ini setiap harinya berada di teras rumah dengan leher yang terantai kuat. Pemiliknya rajin mengajak jalan tiap pagi, sambil dilatih ketangkasan. Benar-benar terawat, gesit dan penurut banget. Bila lewat di jalan, orang-orang memanggil-manggil namanya, seakan mengelu-elukan. Boci melenggang dengan gagahnya.

Sedangkan dari kelas jelata ada seekor anjing bernama Minah yang sering dipanggil dengan Mimi. Dia seekor anjing betina tanpa ekor --entah bawaan dari lahir atau putus oleh suatu sebab-- dengan warna bulu paduan dari hitam dan putih. Yang membuat saya kasihan dengan anjing ini adalah penampakannya yang kuyu, kurus dan kucel. Sepertinya jarang diberi makan oleh pemiliknya. Namun begitu dia juga amat penurut. Selalu mengikuti kemanapun pemiliknya pergi. Kondisinya yang kucel membuat banyak orang sekitar sebel melihatnya. Bila kebetulan lewat sendirian langsung digusak, diusir.

Akhir-akhir ini sudah lama sekali saya tidak melihat Mimi lewat di depan rumah. Saya pikir dia sakit atau dijual oleh pemiliknya. Info yang saya dengar ternyata Mimi sudah tewas di tangan pemiliknya. Kok bisa? Ternyata Mimi disembelih yang kemudian dimakan sebagai lawuh alias teman makan nasi. Olala… kasihan banget

Ternyata meskipun sekedar binatang, perlakuan yang didapatkan bisa berbeda dikarenakan kelasnya. Entah apa yang terjadi bila Boci tidak berumur panjang. Dimakan ataukah dikubur dengan disertai tangisan pemiliknya? Hmm

Btw, di Solo ini banyak tergelar stand yang menyediakan aneka masakan dari daging anjing, bisa sate (disebut sate jamu alias sate gukguk), rica-rica, cah, oseng, dan sebagainya. Di antara anda ada yang pernah makan daging anjing? Gimana rasanya?

Friday 13 February 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

Yess!! Siapa sih yang ga mau hadiah, apalagi hadiahnya berupa uang?? Hadiah ini engga datang begitu saja, melainkan harus mengikuti kontes SEO lokal. Pemenang kontes berdasarkan hasil kata kunci "Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009" di mesin pencari google lokal (google.co.id).

Sekali lagi, Hanya perlu menulis postingan dengan kata kunci : 'Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009' di blognya, lalu mengisi formulir, maka sudah siap dinyatakan sebagai peserta. Masa berlaku 1 Februari 2009 sampai 1 Mei 2009 (00:00 GMT+7 / 00:00 WIB).

Apa saja hadiahnya? Ini dia:

1st Prize: Rp 5.000.000 + 16Gb USB drive
2nd Prize: Rp 2.000.000 + 8 Gb USB drive
3rd Prize: Rp 1.000.000 + 8 Gb USB drive
4th Prize: 8 Gb USB drive
5th Prize: 8 Gb USB drive
6th Prize: 4 Gb USB drive
7th Prize: 4 Gb USB drive
8th Prize: 4 Gb USB drive
9th Prize: 4 Gb USB drive
10th Prize: 4 Gb USB drive

Tertarik kan? Segera ikutan dan dapatkan info lebih lanjut di sini!

Nasgor Perut Ikan

Menu ini menjadi favorit keluarga saya di Malang. Papa saya yang berasal dari tanah pasundan selalu menyajikan nasi goreng perut ikan bila sang mama belanja ikan gurami ataupun ikan mas (tombro).


Saran penyajian (halah)
Di pinggir nasgor itu bukan (tempe) mendol lho, melainkan rolade. Asal pasang aja


Nah, kebetulan saya mempunyai ikan kakap yang cukup besar yang saya beli dari tetangga di Solo ini yang merupakan supplier ikan di supermarket. Dengan ukuran ikan tersebut sayang kalau isi perutnya yang penuh dengan telur dibuang begitu saja. Beserta usus dan lemaknya, isi perut ikan tersebut saya cuci bersih untuk kemudian saya bikin campuran nasi goreng seperti bikinan papa. Bagi yang belum biasa makan nasgor ini mungkin akan merasa aneh karena ada rasa pahit di dalamnya. Justru sensasi pahit dan penampakannya yang kehitaman inilah yang membuat kami semakin bernafsu makan dan ketagihan

Pembuatannya sederhana saja seperti pembuatan nasi goreng jawa, namun ditambah sedikit merica supaya aroma amis yang berasal dari ikan hilang. Berminat? (Ga berminat juga gakpapa, heheh ).


Nasgor Perut Ikan

Bahan: nasi putih, isi perut ikan (jenis ikan terserah, pokoknya ikan segar)

Bumbu: (haluskan) bawang merah dan putih, cabe rawit (opsional), merica (bubuk), terasi (opsional), gula pasir dan garam secukupnya

Langkah:
- tumis bumbu sampai harum (tanak) kemudian masukkan perut ikan, aduk merata hingga perut ikan menyatu dengan bumbu dan matang
- masukkan nasi putih, bolak-balik hingga merata dan matang
- angkat, kemudian santaappp…!!


Sunday 8 February 2009

First Kopdar With Bengawan


Sejak Bengawan lahir, inilah kopdar pertama saya dengan Komunitas Blogger Solo. Meminjam istilah Mr. AndyMSE, kopdar dengan teman-teman dari Bengwan ini lebih tepat disebut dengan TungTungSot yakni Thenguk-thenguk Klosotan alias kumpul-kumpul lesehan. Acara ini tergelar (nggelar tikar) di depan kampus UNS Kentingan hari jumat 6 pebruari 2009 jam 7.40 dengan ditemani sego kucing dan kopi mix di bawah remang-remang cahaya lampu boulevard. Yang jelas, meski ndak semua yang hadir saya kenal, namun suasana kekeluargaan terasa banget, santai dan segar. Seperti event sebelumnya saya datang cuma sebentar / tidak sampai akhir acara kopdar namun saya berharap semoga di kesempatan mendatang saya bisa menghadiri lagi acara yang diadakan bengawan





duo cewek diantara gerombolan si berat bengawan