Record The Journey and Thoughts

Thursday, 4 December 2008

Mak Ijo dan Bengawan Solo

Nama sebenarnya Katijem, namun orang-orang sekitar biasa memangilnya Mak Ijo. Wanita berusia 60 tahun ini masih terlihat kuat dan sehat. Sejak menetap di Solo 7 bulan lalu, saya belum pernah melihat mak ijo sakit. Yang membuat saya kagum padanya adalah dia seorang pekerja yang ulet, tidak mengeluh atas nikmat dan rejeki yang dia peroleh dengan susah payah.

sungai bengawan solo


Menggali pasir di tepian sungai Bengawan Solo adalah mata pencahariannya. Merupakan pekerjaan yang cukup berat bagi seorang wanita yang turun ke sungai, menggali, kemudian mengangkutnya ke dataran yang lebih tinggi dengan menggendong hasil galiannya menggunakan keranjang. Sudah puluhan tahun dia bergelut dengan pasir-pasir bengawan solo. Dengan beberapa orang sesama penggali pasir, yang semuanya laki-laki dan rata-rata seusia dengannya, mak ijo menjual pasirnya kepada pengusaha/toko bahan bangunan. Biasanya para pembeli pasir itu mendatangi langsung lokasi tandon pasir yang berada di tepi sungai bagian atas.

menggali


mengangkut



tandon pasir


Untuk mendapatkan pasir 1 kol (mobil colt) ditempuh 2-3 hari. Bila seharian menggali mampu mendapat 1 kol. Dari hasil yang penjualan pasir yang tidak seberapa, Rp 30 ribu/kol atau Rp 60 ribu/truk, dia mampu mengontrak sebuah rumah dan menghidupi keluarganya. Suaminya, Pak Djum, bekerja sebagai pedagang kue leker langganan saya.

mak ijo melepas lelah sejenak


Ironis dengan yang juga biasa saya temui tidak jauh dari sana, banyak bapak dan pemuda pengangguran yang kesehariannya hanya nongkrong di bawah pohon talok dengan rokok di tangan, ada yang sambil gitaran, main catur, bahkan minum miras. Kalau sudah mabuk biasanya tertawa-tawa sampai menggema seantero kampung. Sebenarnya kalau mereka mau menengok di sekitar mereka, banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Sungai Bengawan Solo!

Iya, sungai ini menyediakan nikmat yang tak ternilai buat keluarganya. Ada ikan/udang yang bisa dipancing, pasir yang bisa digali, tanah subur di tepi sungai yang bisa dicocoktanam berbagai tanaman misal singkong, jagung, dsb seperti yang juga mak Ijo lakukan.



Betapa rejeki yang halal itu begitu luas tersedia bagi umat-Nya yang mau berusaha dengan kemampuan sendiri. Wallahua'lam bishawab.

"Dia (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian daripada rezeki-Nya (rezeki Allah). Dan kepada-Nya (kepada Allah) kamu kembali."
(QS Al Mulk: 15)


12 Comments:

  1. ini namanya rezeki halal hasil keringat sendiri.. tapi bagaimana dengan mereka yang duduk empuk di kursi kekuasaan? wallahua'lam bishawab juga deh jawabnya.

    ReplyDelete
  2. Duh, jadi malu aku mbak, soalnya aku sering sambat dan jarang bersyukur. Hiks

    ReplyDelete
  3. @anang: hehehe..
    @jagoanmaem: hiks.. sama mbak.. :((

    ReplyDelete
  4. Kalo dipikul gitu ya jelas aja lama dapetnya. Coba pake teknologi canggih, pasti bakalan cepet. Emang sih invest di awal agak mahal, tapi berikutnya jadi gampang :)

    ReplyDelete
  5. Kasihan banget ya, kerjaan yang berat tapi masih juga dilakukan demi menafkahi keluarganya.

    ReplyDelete
  6. Lady Elen lagi ikutan reality show Jika Aku Menjadi ya? hihihi

    ReplyDelete
  7. jadi mengingatkan diri ternyata masih banyak orang yang jauh dibawah kita... masalah kesejahteraan di dunia.. tetapi justru tanggung jawab di akhirat dalam hal harta jauh lebih ringan dari pada yang kita miliki yang jauh lebih banyak..

    ReplyDelete
  8. menggali pasir dari sungai jika dilakukan dengan benar dan alami tanpa alat2 berat akan menjaga keseimbangan alam. pendangkalan sungai dapat dicegah dan banjir tidak terjadi lagi...
    Bengawan solo telah mengamuk lagi pada Desember 2007 lalu dan rumah mertua jadi korban. gara2 itu pula pernikahanku tertunda.
    aku dukung terus mak ijo.....

    ReplyDelete
  9. @rosyidi: mereka hanya mampu bermodalkan tenaga
    @edi: begitulah
    @mrbam: betol :P
    @yusuf: so, enak jd org kaya ato miskin?
    @ciwir: akur..

    ReplyDelete
  10. Saya pernah tinggal beberapa bulan di solo.
    Jika diamati, banyak sekali perempuan yang sudah sepuh yang masih bekerja di solo.
    Naik-turun bus, dengan beban di bakulnya. Atau sedang berjalan menyusuri trotoar. Juga aktivitas fisik lainnya, yang saya rasa cukup berat untuk dilakukan seusia beliau2 itu.
    Sungguh pemandangan yang sangat inspiratif dan memberi spirit bagi orang-orang yang lebih muda untuk tidak cepat mengambil jalan pintas hidup enak tanpa bersusah-susah lebih dulu.

    Regards
    Iwan-S

    ReplyDelete
  11. Artikel yang sangat menyentuh dan mengingatkan kita bahwa tuhan selalu membantu umatnya untuk mencari rezeki....

    Latihan Yoga

    ReplyDelete
  12. Artikel yang sangat menyentuh dan mengingatkan kita bahwa tuhan selalu membantu umatnya untuk mencari rezeki....

    Latihan Yoga

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih