Semoga semakin sakinah, mawadah, wa rahmah. amiin
Tuesday, 21 April 2009
Friday, 3 April 2009
Coffee Basin
Siapa yang belum pernah minum kopi? Bagi sebagian orang, secangkir kopi merupakan minuman wajib terutama di pagi hari. Bayangkan bila kopi yang tersedia tidak hanya secangkir atau 2 cangkir, melainkan 1 bak (mandi)! Tentu saja itu suatu hal mustahil meski warung kopi sekalipun.
Sebenarnya ini bukan tentang kopi yang bisa diminum itu. Wujudnya saja yang mirip dengan kopi, hitam pekat, seperti kopi tubruk yang di atasnya terdapat butiran bubuk kopi yang mengambang. Volumenya tidak tanggung-tanggung yakni 1 bak mandi, bahkan bisa puluhan meter kubik. Penasaran?
Deskripsi di atas adalah wujud dari air PAM di wilayah kami di Pucangsawit-Surakarta beberapa hari lalu. Sebenarnya sudah sejak lama kami ingin menyampaikan keluhan, namun sebelum keluhan tersebut diajukan, kami masih menunggu beberapa saat sampai kondisi membaik. Berbulan-bulan kami menunggu rupanya belum juga ada perbaikan, malahan yang datang pada kami sebuah brosur kenaikan tarif. Setitik harapan kami dengan kenaikan tarif tersebut disertai perbaikan layanan dan kondisi air.
Kondisi air PAM waktu itu sebagai berikut:
Harapan kami belum juga terwujud, bahkan kondisi makin parah dengan wujud air yang mirip dengan wedang kopi
Lapor, komplain, pengaduan? Tentu saja sudah dilakukan, baik itu secara langsung ke kantor maupun via telepon, email dan websitenya. Kini, kondisi air sudah membaik meski masih belum sempurna seperti slogannya ‘siap minum’. Air masih terdapat endapan dengan warna air agak kekuningan.
Ah jadi kangen dengan air PAM di Malang yang jernih dan dingin, atau air di Pacitan yang langsung dari mata air yang suejukk…
Sebenarnya ini bukan tentang kopi yang bisa diminum itu. Wujudnya saja yang mirip dengan kopi, hitam pekat, seperti kopi tubruk yang di atasnya terdapat butiran bubuk kopi yang mengambang. Volumenya tidak tanggung-tanggung yakni 1 bak mandi, bahkan bisa puluhan meter kubik. Penasaran?
Deskripsi di atas adalah wujud dari air PAM di wilayah kami di Pucangsawit-Surakarta beberapa hari lalu. Sebenarnya sudah sejak lama kami ingin menyampaikan keluhan, namun sebelum keluhan tersebut diajukan, kami masih menunggu beberapa saat sampai kondisi membaik. Berbulan-bulan kami menunggu rupanya belum juga ada perbaikan, malahan yang datang pada kami sebuah brosur kenaikan tarif. Setitik harapan kami dengan kenaikan tarif tersebut disertai perbaikan layanan dan kondisi air.
Kondisi air PAM waktu itu sebagai berikut:
- Pada hari biasa air berhenti mengalir sejak pukul 05.00-12.00 kemudian dilanjutkan pukul 15.00-20.00
- Di luar hari biasa sering terjadi pemutusan aliran air yang konon disebabkan pemadaman listrik bergilir pada wilayah sumber (tandon) air pada pukul 08.00-16.00. Namun di wilayah kami air kembali mengalir pada pukul 22.00
- Wujud air keruh disertai endapan pasir
- Air yang melekat di kulit tidak segar (sadah)
- Pemutusan aliran air menyebabkan kenaikan angka pada meteran air di rumah kami tidak signifikan, tidak sampai 10M3/bulan namun kami diharuskan membayar tarif minimal 10M3
Harapan kami belum juga terwujud, bahkan kondisi makin parah dengan wujud air yang mirip dengan wedang kopi
Lapor, komplain, pengaduan? Tentu saja sudah dilakukan, baik itu secara langsung ke kantor maupun via telepon, email dan websitenya. Kini, kondisi air sudah membaik meski masih belum sempurna seperti slogannya ‘siap minum’. Air masih terdapat endapan dengan warna air agak kekuningan.
Ah jadi kangen dengan air PAM di Malang yang jernih dan dingin, atau air di Pacitan yang langsung dari mata air yang suejukk…