Siapa yang belum pernah minum kopi? Bagi sebagian orang, secangkir kopi merupakan minuman wajib terutama di pagi hari. Bayangkan bila kopi yang tersedia tidak hanya secangkir atau 2 cangkir, melainkan 1 bak (mandi)! Tentu saja itu suatu hal mustahil meski warung kopi sekalipun.
Sebenarnya ini bukan tentang kopi yang bisa diminum itu. Wujudnya saja yang mirip dengan kopi, hitam pekat, seperti kopi tubruk yang di atasnya terdapat butiran bubuk kopi yang mengambang. Volumenya tidak tanggung-tanggung yakni 1 bak mandi, bahkan bisa puluhan meter kubik. Penasaran?
Deskripsi di atas adalah wujud dari air PAM di wilayah kami di Pucangsawit-Surakarta beberapa hari lalu. Sebenarnya sudah sejak lama kami ingin menyampaikan keluhan, namun sebelum keluhan tersebut diajukan, kami masih menunggu beberapa saat sampai kondisi membaik. Berbulan-bulan kami menunggu rupanya belum juga ada perbaikan, malahan yang datang pada kami sebuah brosur kenaikan tarif. Setitik harapan kami dengan kenaikan tarif tersebut disertai perbaikan layanan dan kondisi air.
Kondisi air PAM waktu itu sebagai berikut:
Harapan kami belum juga terwujud, bahkan kondisi makin parah dengan wujud air yang mirip dengan wedang kopi
Lapor, komplain, pengaduan? Tentu saja sudah dilakukan, baik itu secara langsung ke kantor maupun via telepon, email dan websitenya. Kini, kondisi air sudah membaik meski masih belum sempurna seperti slogannya ‘siap minum’. Air masih terdapat endapan dengan warna air agak kekuningan.
Ah jadi kangen dengan air PAM di Malang yang jernih dan dingin, atau air di Pacitan yang langsung dari mata air yang suejukk…
Sebenarnya ini bukan tentang kopi yang bisa diminum itu. Wujudnya saja yang mirip dengan kopi, hitam pekat, seperti kopi tubruk yang di atasnya terdapat butiran bubuk kopi yang mengambang. Volumenya tidak tanggung-tanggung yakni 1 bak mandi, bahkan bisa puluhan meter kubik. Penasaran?
Deskripsi di atas adalah wujud dari air PAM di wilayah kami di Pucangsawit-Surakarta beberapa hari lalu. Sebenarnya sudah sejak lama kami ingin menyampaikan keluhan, namun sebelum keluhan tersebut diajukan, kami masih menunggu beberapa saat sampai kondisi membaik. Berbulan-bulan kami menunggu rupanya belum juga ada perbaikan, malahan yang datang pada kami sebuah brosur kenaikan tarif. Setitik harapan kami dengan kenaikan tarif tersebut disertai perbaikan layanan dan kondisi air.
Kondisi air PAM waktu itu sebagai berikut:
- Pada hari biasa air berhenti mengalir sejak pukul 05.00-12.00 kemudian dilanjutkan pukul 15.00-20.00
- Di luar hari biasa sering terjadi pemutusan aliran air yang konon disebabkan pemadaman listrik bergilir pada wilayah sumber (tandon) air pada pukul 08.00-16.00. Namun di wilayah kami air kembali mengalir pada pukul 22.00
- Wujud air keruh disertai endapan pasir
- Air yang melekat di kulit tidak segar (sadah)
- Pemutusan aliran air menyebabkan kenaikan angka pada meteran air di rumah kami tidak signifikan, tidak sampai 10M3/bulan namun kami diharuskan membayar tarif minimal 10M3
Harapan kami belum juga terwujud, bahkan kondisi makin parah dengan wujud air yang mirip dengan wedang kopi
Lapor, komplain, pengaduan? Tentu saja sudah dilakukan, baik itu secara langsung ke kantor maupun via telepon, email dan websitenya. Kini, kondisi air sudah membaik meski masih belum sempurna seperti slogannya ‘siap minum’. Air masih terdapat endapan dengan warna air agak kekuningan.
Ah jadi kangen dengan air PAM di Malang yang jernih dan dingin, atau air di Pacitan yang langsung dari mata air yang suejukk…
enak kan mbak, tinggal kasih gula :D
ReplyDeletehuehuehue....
ndak bisa pasang pompa air sendiri yha ???
@pink: udah ada sih, tp pompanya konslet krn terbenam air saat banjir bengawan tahun lalu, lagian airnya jg ga bagus.
ReplyDeletewah parah banget ya mbah sampek hitam pekat kayak gitu airnya
ReplyDeleteWah, parah juga tuh. Komplain ke YLKI!
ReplyDeleteBaca juga: Minum Air Keran
ya ampuun parah banget. :( Semoga cepet terselesaikan masalahnya ya :)
ReplyDeletewow.....
ReplyDeletedi Denpasar airnya juga gak terlalu bagus, agak kekuningan....tapi gak sampe item gitu, parah banget itu len...
yuks kita pulkam ke malang aja len...:))
disaring aja mbak. bisa koq disaring.
ReplyDeletePake tabung filter, ato buat aja saringan sendiri.
kok sampe segitunya???
ReplyDeletewajib dikomplain dan hentikan bayar tagian nich
mari kita mencontreng untk indonesia lebh baik... ;;)
ReplyDeleteada hubunganya g ya??? :))
lah kalo sampai rumah penduduk masih kayak gitu?
ReplyDeletebiasanya itu karena ada pembersihan lumpur/kotoran (maintenance jaringan pipa pdam), yaitu dengan menyemprotkan air tekanan extra tinggi. mestinya itu dibuang lewat saluran khusus (saluran pembuangan), sedangkan kran ke arah warga ditutup dahulu.
ReplyDeletemungkin karena tidak dikeluarkan lewat saluran khusus pembuangan, jadinya kotoran masuk ke rumah warga.
biasanya setelah kasus itu, tekanan air jadi besar/lancar.
aku malih gatel-gatel mbayangno kopi basi...hehheeheheh
ReplyDeletekomplain atuh
ReplyDelete