Record The Journey and Thoughts

Friday, 22 May 2009

Caterpillar

Berawal dari adanya butiran-butiran hijau mirip dengan pelet (makanan ikan) atau pokpur (makanan burung) dengan jumlah banyak di sekitar pot bunga srirejeki (aglaonema). Setiap hari saya menemukan serakan butiran itu. Sampai akhirnya saya biarkan hingga menumpuk dan menjadi hitam terkena panas matahari.

Sepertinya itu kotoran binatang, tapi binatang apa? Penasaran saya belum terjawab, kini saya menemukan daun srirejeki yang makin sedikit, yang tersisa batang dan ruas daunnya. Lama-lama saya geregetan dan akhirnya saya memotongi batang tanpa daun itu.

Tiba-tiba.. olala.. 3 ekor makhluk dengan titik matanya menatap tajam, dan gigi lembutnya yang sedang asyik menggerogoti sisa daun. Wah baru kali ini melihat ulat yang begitu lugu (lucu ginuk-ginuk), sebesar jari orang bahkan lebih panjang, warnanya mirip warna daun srirejeki sehingga mengecoh mata manusia. Tadinya saya kira tongolan batang. Hiii.. Geli atau gilo? Sepertinya dua-duanya.. saya merinding



Tapi gimana lagi, mau tak mau harus melepaskan ulat itu dari tanaman itu kalau tidak ingin daunnya habis. Setelah itu saya buang jauh-jauh, tanpa membunuhnya, mau membunuhnya tidak tega euy…

Friday, 15 May 2009

Scales

Sering kali saya dibuat nggerundel oleh ulah pedagang terutama pedagang buah yang suka mengurangi timbangan di depan mata saya. Awalnya memang pembeli tidak mengira kalau barang yang dibeli tidak sesuai dengan ukuran sebenarnya. Namun bila jeli, di rumah bisa ditimbang kembali, pastilah beratnya akan mengambang. Bila terbiasa membeli di swalayan yang hampir selalu menggunakan timbangan, tentu akan merasakan perbedaannya dengan timbangan yang menggunakan anak timbangan yang biasa dipakai para pedagang itu.

Tidak jauh-jauh, di Solo bisa ditemui pedagang buah yang banyak berjejer di pasar Klewer. Saya mengalami di sana rata-rata timbangannya tidak sesuai bahkan jauh berkurang dari ukuran aslinya. Secara kuantitas jeruk 1 kg berisi 9-10 buah, namun di situ hanya berisi 6 buah, bila dibandingkan dengan ukuran buah yang sama. Setelah ditimbang kembali di rumah, benarlah, sangat jauh selisihnya. Saat ini saya lebih sreg membeli buah di swalayan, alasannya saya bisa leluasa memilih buah yang bagus, membayar sesuai dengan buah yang saya ambil, harga tidak harus tawar-menawar meski (mungkin) sedikit lebih mahal. Namun kepuasan adalah yang utama bagi saya.

Masih di Solo, ada swalayan Luwes Lojiwetan, di sana buah yang dijual disortir berdasarkan kondisi buah. Buah yang layu atau sudah diiris bangian yang busuk, dikemas dalam styrofoam dengan label harga limaribu. Pernah saya membelinya, ternyata rasanya tidak terlalu mengecewakan. Apalagi kalau dibuat jus, tidak akan kelihatan itu buah sortiran

Rp 5 ribu, sedikit penyok. Kalau normalnya Rp 15 ribu


Apa yang ada di benak dan hati mereka saat mengurangi timbangan, apakah mereka merasa itu adalah suatu kewajaran dalam berdagang sehingga mendapatkan kepuasan karena mendapat keuntungan lebih banyak? Entahlah. Padahal salah satu macam penipuan ialah mengurangi takaran dan timbangan. Dalam Islam, Al-Quran menganggap penting persoalan ini sebagai salah satu bagian dari mu'amalah.


Penuhilah takaran dan timbangan dengan jujur, karena Kami tidak memberi beban kepada seseorang melainkan menurut kemampuannya. (al-An'am: 152)

Penuhilah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan jujur dan lurus, yang demikian itu lebih baik dan sebaik-baik kesudahan. (al-Isra': 35)

Celakalah orang-orang yang mengurangi, apabila mereka itu menakar kepunyaan orang lain (membeli) mereka memenuhinya, tetapi jika mereka itu menakarkan orang lain (menjual) atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Apakah mereka itu tidak yakin, bahwa kelak mereka akan dibangkitkan dari kubur pada suatu hari yang sangat besar, yaitu suatu hari di mana manusia akan berdiri menghadap kepada Tuhan seru sekalian alam! (al-Muthafifin: 1-6)

Penuhilah takaran dan jangan kamu menjadi orang yang suka mengurangi; dan timbanglah dengan jujur dan lurus, dan jangan mengurangi hak orang lain dan jangan kamu berbuat kerusakan di permukaan bumi." (Asy-Syu'araa': 181-183)


Wallahua’lam bishawab.

Friday, 1 May 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 Winners

Akhirnya sampai pada pengumuman pemenang kontes seo dan selamat kepada pemenang!

1. kampanyedamaipemilu2009.info ( Won 5 Millions rupiah + 16Gb USB drive)
2. belajarseo.com ( Won 2 millions rupiah + 8 Gb USB drive)
3. kampanyepemiludamaiindonesia.com (Won 1 millions rupiah + 8 Gb USB drive)
4. kopitozie.blogcantik.com
5. kampanyedamai.pemiluindonesia.web.id
6. linkinpark.blog.ugm.ac.id
7. kampanyedamaipemiluindonesia2009.gareng.net
8. kampanyedamaipemilu2009.web.id
9. kampanye-damai-pemilu-indonesia-2009.artharry.com
10. www.kampanyedamaipemiluindonesia-2009.com

(sumber: http://www.pogung177.com)

hiks..hiks.. blog saya ga tercantum