Record The Journey and Thoughts

Monday 25 December 2006

Lam Yalid wa Lam Yuulad


Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata: Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun.
(QS. Al-Maidha : 72)

Larangan mengucapkan 'selamat' atas hari besar keagamaan non muslim bukanlah tanpa dasar dan alasan yang jelas, meskipun sampai dengan hari ini masih menjadi pro dan kontra. Mungkin sebagian orang menganggap membahas hal ini adalah membuang2 waktu, namun untuk urusan 'aqidah' tidaklah bisa dibuat main2. Sejarah telah memberikan bukti dan alasan mengapa kita sebagai muslim dihimbau untuk tidak memberikan ucapan apa2 atas hari besar keagamaan agama lain, misalnya pada hari natal.

Sebenarnya sejak awal sejarah hidup berdampingannya umat Islam dengan umat nasrani, tidak pernah muncul masalah tentang hukum ucapan selamat natal. Hal terjadi lantaran sejak dahulu, umat nasrani yang hidup di bawah perlindungan umat Islam selalu melakukan ibadah mereka dengan bebas dan terjamin. Mereka tahu bahwa upacara peribadatan berupa perayaan natal itu hanyalah milik mereka dan bukan milik umat Islam. Sehingga ketika mereka melakukannya, hanya mereka lakukan di dalam rumah ibadah mereka saja. Jadi hanya mereka saja yang hadir dan merupakan acara yang tertutup buat kalangan agama lain seperti muslimin.

Dalam jaminan umat Islam, para pemeluk nasrani itu menghirup udara kebebasan beragama dan menjalankan ibadah mereka sepanjang catatan sejarah. Umat Islam dilarang untuk mengganggu mereka atau ikut campur dalam tata peribadatan mereka. Dan mereka pun tahu diri untuk tidak membawa-bawa upacara ibadah mereka keluar tembok gereja.

Itu yang terjadi sepanjang sejarah, sehingga kita memang tidak mendapatkan nash sharih dari Al-Quran Al-Karim dan sunnah yang memberikan tekanan atas pelarangan mengucapkan selamat natal. Begitu juga dalam kitab-kitab fiqih, kita jarang mendapati ada bab yang secara khusus membahas tentang fatwa ucapan natal.

Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama masa ekspansi bangsa Eropa setelah terjadinya perang salib dan pembasmian umat Islam di Spanyol, maka hubungan muslimin dan nasrani mengalami gangguan yang serius. Bangsa Eropa yang nasrani itu telah datang menjajah serta menaklukkan negeri-negeri Islam dan merusaknya serta menjadikan izzah umat Islam porak poranda. Persis seperti yang diungkap ratu Balqis.

Dia (Balqis) berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka merusaknya dan menjadikan izzah penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (QS. An-Naml: 34)

Dan sudah bisa dipastikan bahwa salah satu agenda penjajahan itu adalah menyebarkan salib di negeri Islam dan upaya mengkristenkan umat Islam. Bahkan ketika secara resmi penjajahan itu sudah berakhir, para misionaris masih saja bercokol dan bermimpi untuk mengkristenkan dunia Islam. Bahkan negeri kita tercinta ini malah menjadi sasaran utama dari kristenisasi dunia dengan target dalam waktu 25 tahun sudah bisa 50% penduduknya dikristenkan.

Maka wajarlah bila kalangan ulama sepakat untuk mencegah hal itu menjadi semakin besar. Maka dikeluarkanlah fatwa antara lain:
  • Oleh MUI Pada tanggal 7 Maret tahun 1981 bertepatan dengan tanggal 1 Jumadil Awwal 1401 H tentang haramnya natal bersama dan ucapan selamat natal sebagai tindakan pencegahan atas program pemurtadan. Apalagi di dalam ucapan natal itu terselip makna pembenaran atas aqidah yang salah tentang masalah ketuhanan. Dan bila dicermati, memang sangat besar maknanya atas keselamatan aqidah islamiyah

  • Ibn al-Qayyim pernah menyampaikan bila pemberian ucapan “Selamat Natal” atau mengucapkan “Happy Christmas” hukumnya haram. Sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkâm Ahl adz-Dzimmah”, beliau berkata, “Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama. Alasan Ibu al-Qayyim, menyatakan haram ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka karena hal itu mengandung persetujuan terhadap syi’ar-syi’ar yang mereka lakukan.

  • Sikap ini juga sama pernah disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin sebagaimana dikutip dalam Majmû’ Fatâwa Fadlîlah asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn, ( Jilid.III, h.44-46, No.403)


Atas dasar paparan di atas, kita selayaknya tidak mengucapkan selamat hari besar agama lain karena ini merupakan persoalan aqidah. Kita sepakat dan insya Allah kita bisa melakukan hal ini. Tapi bagaimana jika tiba-tiba teman kita yang beragama lain mengucapkan selamat atas hari besarnya pada kita? Misalnya: 'selamat natal'. Kalau tidak kita jawab takut dia tersinggung, tapi kalau kita jawab bertentangan dengan aqidah Islam. Lantas bagaimana menyikapinya?

Jika belum yakin, baiklah, kita perlu mengetahui arti ucapan itu. Sederhana saja, marilah kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cari huruf 'N' kemudian cari kata 'natal'. Secara arti kata disebutkan bahwa natal adalah kelahiran. Sedangkan secara istilah adalah 'hari kelahiran Yesus Kristus sebagai anak Tuhan'. Sehingga, arti dari "selamat natal" adalah "selamat hari kelahiran Yesus Kristus sebagai anak Tuhan".

Sedangkan dalam ajaran kita (islam) bahwa Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakkan. So, kalau kita menerima ucapan "selamat natal" baik melalui SMS, email, maupun secara langsung, kita jawab ke dia: "Lam yalid wa lam yuulad. (Dia [Allah] tidak beranak dan tidak diperanakkan)."

Sekali lagi ini adalah persoalan aqidah. Kita harus tegas dan berani menegakkannya. Tapi bukan berarti kita membenci mereka. Kita tetap bersahabat baik selama tidak dalam urusan ibadah. Dan kita tidak akan mengganggu urusan peribadatan mereka.

Wallahu A`lam Bish-shawab.

Saya bukan ahli agama, saya hanya merangkum dan menuliskan ulang pendapat ulama

6 Comments:

  1. Dalam hal aqidah kita memang harus tegasss...

    ReplyDelete
  2. Sepengethuan saya umat muslim di Indonesia sebanyak 85% lebih jadi tidak benar kalau umat kristen di Indonesia ada 50%. Saya pribadi setuju dengan adanya pernyataan diatas, terima kasih atas blognya. Semoga dengan adanya blog ini kita semua bisa menjaga setiap pruralisme yang ada di Indonesia

    ReplyDelete
  3. @anonymous: terimakasih opininya. iya, memang jumlah umat islam di indonesia saat ini masih mendominasi meski makin berkurang, baik secara kuantitas maupun kualitas keislamannya

    ReplyDelete
  4. Gimana perasaan sampeyan semua, jika di suatu ketika ada seseorang bilang pada bapak sampeyan , "Eh itu anakmu sudah lahir tho, selamat ya." katanya sambil menunjuk pada seekor anak wedhus yang liwat disitu.

    Apakah anda akan senang dengan ucapan itu?

    Dalam Al Qur'an disebutkan, jika Allah menghendaki punya anak atau isteri, pastilah dari jenisnya. Tentunya manusiapun juga begitu, jika punya anak atau isteri, pastilah dari jenis manusia juga.

    Ha kok tiba2 ada yang nuduh bapak kita punya anak yang berwujud wedhus. Pastilah kita tersinggung dan tak akan ikut-ikutan ngucapin selamat, karena hanya ikut menghina bapak kita sendiri.

    Itu hanya sekedar analogi yang ditujukan pada bapak kita. Bagaimana kalau analogi itu ditujukan untuk Allah?? Semoga muslimin yang masih ngucapin selamat natal segera bertobat.

    "Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir2 langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan "Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak" (Surat Maryam 89-91)

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah sampe sekarang auk nggak pernah ngucapin itu ...sampe sama bos ku juga hehehe ..paling kalo terpaksa ketemu yo tak bilang selamat ...tapi gak ada terusane..
    gimana kalo cuman gitu?

    ReplyDelete
  6. Menanggapi banyaknya nada-nada sumbang tentang keberadaan Everest Media. Ada pengalaman yang justru tidak masuk akal. Saya Ruli, tinggal di Serpong (BSD), 38 tahun. Karyawan salah satu Bank Swasta di Jakarta Barat. MOHON MAAF kalau tulisan ini bukan bermaksud membuat banyak pihak kecewa/kesal. Tapi untuk penyeimbang berita saya.

    Tepatnya di awal Februari 2008 lalu, saya pernah menemukan masalah. Sore hari, laptop Toshiba saya tiba-tiba hang. Seperti biasanya saya segera matikan listriknya, lantas saya restart ulang. Biasanya mau lagi berjalan normal. Tetapi sekarang ini sepertinya lain, hanya tampilan ‘blue screen’ dengan tulisan bahasa aneh, agak sedikit bunyi aneh klak-kletek, dan saya pun tidak tahu artinya. Lantas saya copot hardisknya untuk di-copy ke PC, dengan memakai external case SATA ternyata sama saja & ada bunyi kletak-kletek.
    Akhirnya, saya membawa ke beberapa tempat recovery data di daerah Harco Elektronik dan Mangga 2 Mall. Seperti biasa, saya menunggu beberapa hari. Tetapi saya tidak menegerti, ternyata mereka gagal menyelamatkan data saya dengan alasan bahwa kerusakannya adalah pada piringan/disk hardisk saya sudah parah (tergores). Saya pun mengambil harddisk SATA Seagate Momentus saya, dan mencoba merecover lagi ke beberapa tempat lain. Ternyata sama. Mereka gagal. Sama saja, terakhir saya coba lagi membawa ke jasa recovery data di bilangan Mall Ambasador, Setiabudi Sudirman, daerah Jakarta Barat juga, dan banyak tempat lain. Ternyata hasilnya sama saja. Padahal mereka juga mengaku-ngaku adalah master, ahlinya atau yang terbaik.

    Entahlah saya hampir putus asa. Saya sudah bingung harus kemana lagi saya antar harddisk saya agar dapat diselamatkan data - data penting di dalamnya. Saya juga hampir putus asa. Akhirnya saya coba terus mencari di Internet, di salah satu situs iklan gratis tampa daftar, saya menemukan Everesta Media, salah satu jasa penyelamat data, situsnya www.everezta.com. Awalnya saya sempat ragu - ragu dengan sosok Everesta Media. Karena sebelumnya, saya sempat membaca beberapa tulisan-tulisan bernada sumbang tentang Everesta di situs http://www.mediakomsumen.com, dan juga di situs Logic hardware [http://www.harddisk.blog.co.uk/2008/04/18/tips-aamp-trik-4061645], yang bernada berseberangan terhadap Everesta Media. Mengatakan, bahwa tempat Everesta Media tidak meyakinkan! Tetapi, saya coba untuk tidak mudah percaya langsung dengan tulisan mereka. Karena belum ada buktinya bagi saya! Ya. Coba-coba dululah siapa tahu lain apa yang banyak pihak propagandakan. Mungkin juga, sosok Everesta tidaklah seperti tulisan yang pernah saya baca. Di tengah keputus-asaan saya. Awalnya. Saya coba -coba menelpon ke pihak Everesta Media. Ternyata, mereka meminta saya mengantarkan harddisk saya ke tempat mereka di daerah Lenteng Agung arah Depok. Akan tetapi kalau diambil oleh mereka, dikenakan biaya, yaitu untuk biaya pengecekan dan transportasi, yaitu sebesar tujuh puluh lima ribu rupiah dibayar di muka. Awalnya saya ragu-ragu dan ciriga. Akhirnya, dari pada repot - repot pikir saya, karena juga saya juga agak sibuk waktu itu. Saya meminta mereka segera datang mengambil harddisk tersebut untuk direcover ke kantor saya. Saya pun harus bersabar lagi menunggu jawaban dari pihak mereka.

    Keesokan harinya saya ditelpon pihak mereka / Everesta Media, walau sempat tidak percaya. Mereka mengabarkan kepada saya, bahwa harddisk SATA saya dapat diselamatkan mereka, karena belum sempat dibongkar dalamnya. Katanya keberhasilan recovery data minimal 80% bukan 100%, juga waktunya agak lama minimal satu minggu, alasannya bahwa kerusakan harddisk saya tergolong sangat parah secara fisik (katanya ada sudah bunyi, head bacanya rusak, tidak terdetek BIOS lagi dan sudah banyak "bad sector area"). Mereka mengajukan biaya recovery data sebesar 5 juta rupiah. Jumlah yang sangat mengejutkan saya. Alangkah kagetnya saya! mahal sekali! Mahal sekali mas!!!! Padahal tidak seperti di tempat - tempat lain yang pernah saya tanya, jauh lebih murah! Karena mahalnya saya bingung sekali, sempat saya akan membatalkan saja. Saya curiga juga takut ditipu oleh mereka (pihak Everesta). Apalagi saya ingat artikel yang seperti yang pernah saya baca di www.mediakonsumen.com dan punya bung Logic hardware ini.karena terus penasaran, saya coba lagi tawar harganya agar dapat lebih murah. "Jangan mahal-mahal bah.....!" Entahlah, mereka tetap keras kepala... Tetap saja, mereka (pihak Everesta Media (http://www.everezta.com) tidak mau agar biayanya lebih murah, alias tidak dapat ditawar lagi biayanya. Karena terpaksa juga pasrah, mau tidak maulah! harus kemana lagi saya coba merecover data saya dengan harga jauh lebih murah, Sementara mereka belum tentu menjamin sanggup! Sebagaian besar mereka telah menyerah tak sanggup/ gagal. Akhirnya dengan terpaksa, saya menyetujui juga dengan biaya 5 juta rupiah secara tunai. Asalkan data-data saya benar - benar telah berhasil diselamatkan! Itu janji saya pada pihak Everesta Media.

    Bingung dan mencurigakan juga cara kerja Everesta Media seperti apa. Terpaksa harus menunggu lebih seminggu, akhirnya setelah 8 hari, mereka (pihak Everesta Media) tiba-tiba menelpon lagi kepada saya, memberitahukan bahwa sudah selesai semua data saya diselamatkan, diminta saya segera membuka e-mail saya, karena laporan datanya sudah dikirim. Segera saya cek e-mail saya, ternyata benar data saya sudah ada semua. Kesesokan harinya, mereka akan antar data-datanya ke kantor saya siang hari. Diminta juga, saya segera menyiapkan pembayarannya secara tunai 5 juta rupiah. Saya tidak mau rugi dong, saya harus cek lagi lebih detail apakah benar - benar data saya sudah ada. Saya mencoba mengingat satu - persatu data - data penting saya, yang sebagian besar saya sudah tak ingat lagi satu persatu. Ternyata benar! Aneh sangat tidak dapat dipercaya!!! mereka telah berhasil menyelamatkan data-data saya! Percaya tidak percaya! walaupun banyak nada sumbang tentang Everesta ! Tak terkecuali photo-photo anak saya waktu lahir dulu. Hebat juga Everesta Media, walaupun biaya recovery datanya cukup mahal, tidak percaya dan tak mungkin! tidak seperti di tempat-tempat lain yang pernah saya tanya. Walaupun, saya agak curiga takut ditipu. Sebenarnya jujur dalam hati kecil saya, sudah cukup puas dengan harga 5 juta rupiah. Bagi saya saat ini. Sangat tidak penting seperti apa tempat Everesta Media, siapa - siapa saja yang anggotanya, bagaimana cara kerja mereka, dan berapakah personil dari Everesta Media itu?! Justru yang terpenting bagi saya Everesta Media adalah lebih dan memiliki nilai tambah dari dari yang lain! Karena terbukti telah berhasil menyelamatkan data-data penting saya, bahkan yang sudah lama dihapus sekalipun. Sementara di tempat lain sudah gagal / menyerah. Ruli, Serpong (8-1). Percaya atau tidak semuanya! terserah anda! saya hanya menuliskan saja. Semoga berguna.Wassalam.

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih