Record The Journey and Thoughts

Thursday, 30 October 2008

Mountain Stone

Dalam perjalanan balik dari pacitan ke solo di area perbukitan yang diselingi hujan, jalanan mulai licin. Air hujan yang menghalangi pandangan berpengaruh pada laju motor. Secara tidak sengaja sesekali melindas jalanan yang tidak rata, bergelombang, maupun bebatuan. Namun demikian Alhamdulillah perjalanan kami aman2 saja sampai di solo.

Sampai di rumah, motor dimandikan guna membersihkan bekas air hujan. Alangkah kagetnya saat membersihkan mesin sebongkah batu hampir seukuran telapak tangan menancap di mesin di balik dek. Tekstur batunya halus, bentuknya mirip uleg2. Tak ayal lagi, supaya bermanfaat batu itu rencananya sekarang difungsikan sebagai penghalus bumbu alias uleg2


Saturday, 25 October 2008

Railway Ticket



Membaca berita di footer layar tipi saya terhenyak. “Laba PT. KA pada arus mudik 2008 sebesar 196 milyar, naik 9% dari tahun lalu”. Ya iyalah, masa ya iya dong.. di luar momen mudik tak jarang terjadi penumpang yang tidak kebagian tempat duduk, apalagi saat arus mudik dan balik, dijamin kereta makin sesak saja. Belum lagi makanan dan minuman yang dijual oleh asosiasi pedagang asongan dan restorasi PT. KA yang harganya gila2an, tentu menambah pundi2 laba pihak PT. KA

Jadi ingat saat melakukan perjalanan kembali dari Malang ke Solo beberapa hari lalu, saya agak kaget saat membeli tiket yang naik 35% dari harga normal. Kan gembar-gembornya tarif tidak naik meski BBM naik dan musim mudik, seperti pengumuman yang tertempel di dekat loket. Kepalang basah kami meneruskan rencana dan menuju kereta yang ternyata sudah full padahal itu jadwal pemberangkatan pertama. Lega bisa masuk meski hanya mendapat ¼ posisi duduk

Saat pengecekan tiket, keanehan pun terjadi. 2 tiket saya ditukar oleh petugas dengan tiket anak yang harganya lebih murah. Saya menanyakan:

‘kenapa ditukar?’ jawabnya,‘ga papa’
‘kan tiket saya lebih mahal dari tiket anak ini pak?’ jawabnya, ‘ga papa’


tiket anak


Akhirnya saya hanya bisa menerima tiket anak itu, dengan harapan bila ada pengecekan lagi kemudian dipermasalahkan petugasnya, penumpang lain di dekat saya akan membela saya. Apa mentang2 saya tidak kebagian tempat duduk kemudian dikasih tiket anak? Apakah mungkin petugas itu sengaja menukar tiket dengan tujuan mencari keuntungan pribadi dengan menjual pada penumpang yang kedapatan tanpa tiket? Saya tau dia membawa persediaan beberapa tiket saat pengecekan. Entahlah. Saya hanya miris kalo ternyata petugas itu mendapatkan keuntungan dengan tidak halal
Nauzubillah..

Wednesday, 22 October 2008

Olay's Fake Promo

Anda mungkin pernah selintas menonton iklan OLAY WHITE RADIANCE yang memakai model iklan Nirina Zubir. Iklan itu akhir2 ini muncul kembali setelah sekian lama tidak tayang dengan memberikan promo tambahan yakni memberikan produk gratis hanya dengan syarat mengirimkan sms premium OLAY WR ke 7669. Promo ini berlangsung hingga akhir bulan Nopember 2008.

Mengenai sms premium sudah pernah saya tulis di sini yakni kuis roncar. Rata2 sms seperti REG itu cenderung merugikan penonton karena tiap sms yang diterima akan menyedot pulsa penonton yang mengirimkan sms REG.



Kembali ke iklan Olay, 4 hari lalu saya coba ikutan sms berhadiah produk Olay. Pertimbangan saya mengikutinya adalah saya sedang mempunyai pulsa segar dan kebetulan masa promonya berhadiahnya masih lama. Beberapa detik kemudian saya mendapat sms balasan yang isinya ‘agak mengecewakan’ yakni pemberitahuan bahwa produk telah habis



Salah sendiri kenapa ngirim sms! Oke.. Kalo saya sih tidak masalah tidak mendapat produknya, tapi saya kecewa dengan iklannya yang masih menayangkan hadiah produk. Bila memang stok sudah habis, kenapa tidak di-cut aja bagian dari iklannya yang menjanjikan hadiah produk itu. Dengan demikian tidak mengeruk keuntungan dari tarif sms premium sebesar Rp 2200/sms. Kalo sudah begini, siapa yang dirugikan? Penonton kan?

So, bagi yang menonton iklannya dan ingin mendapatkan produk gratisnya via sms, lebih baik dibatalkan saja daripada pulsa anda terbuang sia2, mending buat gprs-an

Friday, 17 October 2008

First Time



Yup. Inilah pertama kali posting setelah hiatus dalam rangka mudik lebaran hampir 1 bulan lamanya. Perjalanan saya mudik pastinya tidak berbeda seperti kisah mudik yang dialami para perantau lainnya. Namun bagi saya pengalaman ‘First Time’ memberikan citarasa tersendiri. Apa sajakah itu?

  • Pertama kali puasa romadhon di Solo
    Bertahun2 melakukan puasa bersama orangtua, sensasi berbeda bila dilakukan tanpa orangtua. Semuanya dilakukan sendiri tanpa orangtua, terutama dalam sahur dan berbuka, melakukan ibadah yang lain juga terasa berbeda, kali ini hanya berdua bersama suami. Semuanya harus dijalani dengan gembira

  • Pertama kali lebaran di desa
    Berbeda dengan tahun sebelumnya yang merayakan bersama orangtua di Malang, suasana cenderung sepi karena lokasi rumah di area kampus yang identik dengan kost2an. Hari2 yang biasanya ramai oleh para mahasiswa menjadi sepi ditinggal mudik. Sedangkan tahun ini saya merayakan idul fitri bersama mertua di Pakistan.. eh Pacitan, tetangga Pak SBY

    Menyaksikan lebaran di desa kebalikan dengan kota. Di desa menjadi ramai berduyun2 orang berdatangan dari kota. Selain itu, tipikal desa tak luput mewarnai suasana lebaran. Segar, bebas polusi, hijaunya hamparan sawah dan perbukitan membuat saya betah dan takjub karena di malang susah mendapati pemandangan itu, yang ada hanyalah ijo ruko2, bukan ijo royo2


    Desa Cangring, Pacitan


  • Pertama kali naik kereta
    Kalo yang ini dialami suami saya. Dari dulu pengen merasakan naik kereta. Mumpung ada kesempatan, lebaran ke malang dengan menggunakan kereta. Tak tanggung2, sengaja dipilih kereta ekonomi! Tau sendiri kan gimana bentuk dan suasana kereta ekonomi di saat lebaran? Sebenarnya saya ogah, dah kenyang sengsaranya kereta ekonomi. Tapi demi kalo bersama suami jadi enjoy aja meski kami tidak kebagian tempat duduk, sehingga pihak PT.KA menyediakan gerbong tambahan yang tidak kalah nelangsanya yakni ternyata gerbong yang biasanya untuk barang Beruntung ada bule dari jerman bernama Yonas yang berbaikhati memberikan sebagian matrasnya untuk tempat duduk kami. Penumpang lainnya menggunakan koran sebagai alas. Rejeki bagi tukang koran dan calo kardus yang menjual kardus bekas air mineral seharga 2 ribu/lembar.


    Yonas, turis Jerman



    Gerbong barang alias lesehan


Alhamdulillah, meski lebaran ke desa yang ditempuh selama 5 jam menggunakan armada roda dua melewati perbukitan nan indah, serta lebaran ke kota dengan menggunakan kereta ekonomi selama 7-8 jam yang lesehan berdesakan, namun semuanya berjalan lancar dan selamat, tiada aral yang berarti termasuk terhindar dari hipnotis

Bagaimana kisah mudik anda?