Membaca berita di footer layar tipi saya terhenyak. “Laba PT. KA pada arus mudik 2008 sebesar 196 milyar, naik 9% dari tahun lalu”. Ya iyalah, masa ya iya dong.. di luar momen mudik tak jarang terjadi penumpang yang tidak kebagian tempat duduk, apalagi saat arus mudik dan balik, dijamin kereta makin sesak saja. Belum lagi makanan dan minuman yang dijual oleh asosiasi pedagang asongan dan restorasi PT. KA yang harganya gila2an, tentu menambah pundi2 laba pihak PT. KA
Jadi ingat saat melakukan perjalanan kembali dari Malang ke Solo beberapa hari lalu, saya agak kaget saat membeli tiket yang naik 35% dari harga normal. Kan gembar-gembornya tarif tidak naik meski BBM naik dan musim mudik, seperti pengumuman yang tertempel di dekat loket. Kepalang basah kami meneruskan rencana dan menuju kereta yang ternyata sudah full padahal itu jadwal pemberangkatan pertama. Lega bisa masuk meski hanya mendapat ¼ posisi duduk
Saat pengecekan tiket, keanehan pun terjadi. 2 tiket saya ditukar oleh petugas dengan tiket anak yang harganya lebih murah. Saya menanyakan:
‘kenapa ditukar?’ jawabnya,‘ga papa’
‘kan tiket saya lebih mahal dari tiket anak ini pak?’ jawabnya, ‘ga papa’
tiket anak
Akhirnya saya hanya bisa menerima tiket anak itu, dengan harapan bila ada pengecekan lagi kemudian dipermasalahkan petugasnya, penumpang lain di dekat saya akan membela saya. Apa mentang2 saya tidak kebagian tempat duduk kemudian dikasih tiket anak? Apakah mungkin petugas itu sengaja menukar tiket dengan tujuan mencari keuntungan pribadi dengan menjual pada penumpang yang kedapatan tanpa tiket? Saya tau dia membawa persediaan beberapa tiket saat pengecekan. Entahlah. Saya hanya miris kalo ternyata petugas itu mendapatkan keuntungan dengan tidak halal
Nauzubillah..
Jadi ingat saat melakukan perjalanan kembali dari Malang ke Solo beberapa hari lalu, saya agak kaget saat membeli tiket yang naik 35% dari harga normal. Kan gembar-gembornya tarif tidak naik meski BBM naik dan musim mudik, seperti pengumuman yang tertempel di dekat loket. Kepalang basah kami meneruskan rencana dan menuju kereta yang ternyata sudah full padahal itu jadwal pemberangkatan pertama. Lega bisa masuk meski hanya mendapat ¼ posisi duduk
Saat pengecekan tiket, keanehan pun terjadi. 2 tiket saya ditukar oleh petugas dengan tiket anak yang harganya lebih murah. Saya menanyakan:
‘kenapa ditukar?’ jawabnya,‘ga papa’
‘kan tiket saya lebih mahal dari tiket anak ini pak?’ jawabnya, ‘ga papa’
Akhirnya saya hanya bisa menerima tiket anak itu, dengan harapan bila ada pengecekan lagi kemudian dipermasalahkan petugasnya, penumpang lain di dekat saya akan membela saya. Apa mentang2 saya tidak kebagian tempat duduk kemudian dikasih tiket anak? Apakah mungkin petugas itu sengaja menukar tiket dengan tujuan mencari keuntungan pribadi dengan menjual pada penumpang yang kedapatan tanpa tiket? Saya tau dia membawa persediaan beberapa tiket saat pengecekan. Entahlah. Saya hanya miris kalo ternyata petugas itu mendapatkan keuntungan dengan tidak halal
Nauzubillah..
Bagi seorang petugas kereta, hanya mengandalkan duit dari gaji seperti kurang memadai. Maka tidak perlu heran jika cara yang 'kreatifpun' dilakukan.
ReplyDeletesecara saya, pasti ngengkel!
ReplyDeleteKok ngono petugase! Wah kucluk! b-( Apa mungkin karena Lady Elen masih terlihat seperti anak2? :D
ReplyDeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeletesalam kenal mbak....
next time, jangan mau di tukar tiketnya...ini biasa juga terjadi pada penumpang kapal lho.
buka suudzon, tapi kadang kita tidak sadar rejeki yg kita bawa pulang adalah untuk makan diri sendiri,anak,istri. kalau di dapat dari rezeki yg tak halal naudzubillah.
wassalamu'alaikum
waduh laba segede itu. kalau kecelakaan masih teriak-teriak ga ada uang buat rawat fasilitas karena rugi terus.
ReplyDeleteTu laba pada di kemanain???
berarti sampeyan imyutttttt mbak...
ReplyDelete@bambang: kasian yah
ReplyDelete@kyaislamet: ngeyel gmn pak?
@GoenRock & manda: wah anak2? amyit2 kali...=))
@nicnic: iya.. :(
@bhongky: tanyakan pd rumput yang bergoyang :D
welcome to Indonesia.........
ReplyDelete(aku ga bangga kok)