Record The Journey and Thoughts

Friday 26 June 2009

Chikungunya

Selama 20 hari ini saya hiatus dari ranah blog. Dalam kurun waktu tersebut, 10 hari terakhir saya tak berdaya melawan virus chikungunya yang berkembangbiak di tubuh saya. Penyakit Chikungunya ini konon disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya. Virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus.

Rasanya benar-benar tidak enak (iyalah, mana ada sakit itu enak! ). Nyeri sendi saya alami terutama pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki, nyaris saya tidak bisa jalan. Sampai sekarang nyeri itu masih terasa. Meski sangat tersiksa, saya masih berlapang dada karena penyakit ini tidak sampai mengakibatkan kelumpuhan. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Sempat ke dokter sih, tapi sebenarnya bisa juga cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula.

Namun demikian, mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.

Hikmahnya, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.

Aih... untuk kebal terhadap virus chikungunya harus mau menderita dulu

11 Comments:

  1. semoga cepet sembuh yha mbak :)

    ReplyDelete
  2. Apa kabar mbak? akhirnya menemukan dikau lagi di blognya Vivink. Masih di Solo kah? Infonya bagus nih.

    ReplyDelete
  3. Duuuh nggak ngeh kalau dikau habis sakit mbak, ketahuan deh bacanya nggak dari atas he..he..he...sudah sembuh kan mbak? semoga yaaa

    ReplyDelete
  4. wah, aedes juga yah. maruk bgt sih tu nyamuk. chikungunya dibawa, DB ya ayoo :))

    ReplyDelete
  5. wah blom kebal nih, soalnya belom pernah kena ;))

    ReplyDelete
  6. wew... chikumunyux

    ReplyDelete
  7. minum vitamin n olahraga aje yang rutin....mulai dg pola hidup sehat....insyaalloh, amin

    ReplyDelete
  8. kumpulin nyamuknya trus dijus.. hehehe..

    ReplyDelete
  9. mungkin laporanku waktu aku PKL bisa melengkapi : http://rosyidi.com/demam-berdarah-dan-chikungunya/

    ReplyDelete
  10. Aedes aegypti bukannya demam berdarah ya? bedanya apa yah?

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih