Record The Journey and Thoughts

Monday 14 February 2011

Test Results of The Anorganic Mineral Content in Piped Water

Hasil Uji Kandungan Mineral Anorganik Dalam Air Ledeng (PAM)

Pada tulisan sebelumnya telah disebutkan perbandingan hasil elektrolisis antara air PAM,  air RO dan air mineral isi ulang berbagai merek. Air RO paling unggul dalam kejernihan, bahkan mengalahkan air mineral bermerek aq*a. Memang elektrolisis bertujuan salah satunya untuk mengetahui kadar mineral dalam air, sehingga air yang terdapat endapan setelah proses ini pastinya mengandung mineral. Akan tetapi apakah mineral itu organik atau anorganik, bermanfaat atau tidak bagi tubuh belum bisa disebutkan karena alat yang digunakan masih sederhana. Juga diperlukan penelitian lebih lanjut oleh pakar yang berkompeten di bidangnya.

Secara awam, indikasi fisik dari air yang berubah warna mengandung endapan sangat menakutkan bahkan menjijikkan. Namun bila air yang tersedia begitu adanya, apa mungkin masih mengkonsumsinya? Solusi jangka pendek adalah dengan menggunakan air mineral isi ulang maupun RO meskipun dengan pengorbanan mengeluarkan dana ekstra. Kalau ditotal dalam sebulan bisa menghabiskan 150 ribu hanya membeli air untuk memasak. Boros banget kan? Bagaimana cara supaya air (PAM) yang ada di rumah menjadi efektif dan efisien? Hari ini secara tidak sengaja ditemukan fakta.
Disaring

Kali ini mencoba uji kandungan mineral pada air PAM dalam 2 gelas. Gelas 1 berisi air PAM langsung dari kran, sedangkan gelas 2 berisi air PAM yang telah disaring dan didiamkan beberapa saat. Penyaringnya bisa berupa filter air yang dipasang pada kran maupun dari kain (hasilnya sama).


Pada proses elektrolisis, gelas 1 langsung menunjukkan reaksi dalam kurun beberapa detik saja, sedangkan gelas 2 masih tenang, jernih dan dingin.

Sebenarnya lebih akurat menunggu proses sekitar 3 menit. Namun karena air di gelas 1 sudah mendidih hampir keluar dari gelas akhirnya saya putuskan aliran listrik dari kabel pada menit ke 1. Inilah hasilnya…
gelas 1: air PAM non filter
gelas 2: air PAM berfilter

Jadi, kesimpulan sederhana saya adalah air PAM yang ada di rumah masih bisa dikonsumsi dengan melakukan proses penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Saya membuka pintu lebar-lebar bila ada PEMBACA yang lebih kompeten yang mempunyai masukan, ide, saran dan kritik,  silakan share di sini :)

12 Comments:

  1. Koeswahyono Koesman15/2/11, 5:57 pm

    untung sudah bertahun2 istri tercintaku selalu menyaring air PAM untuk memasak,setelah matang jg msh disaring lagi,kainnya berlapis2 lg,trims ya tante ellen

    ReplyDelete
  2. Dyah Irawati Nugraheni15/2/11, 5:57 pm

    ahh lega rasanya,ket yg terakhir krn aku sll menyaring air mentah ataupun matang dg kain lapis 4,aman kan

    ReplyDelete
  3. hai mbak..

    saya kunjungi balik nih..hehe

    kunjung saya lagi ya:

    http://labib85.wordpress.com/

    ReplyDelete
  4. ya pakde, ya bude..
    saya jg agak lega deh..
    bude dan pakde kl mau nulis komen di blog jg bisa lho.. jgn sungkan meninggalkan jejak di sana :P hahaha

    ReplyDelete
  5. Dyah Irawati Nugraheni25/2/11, 10:07 pm

    hi hi blm familiar di blog takut kecepetan terkenalnya

    ReplyDelete
  6. aduh... kadar mineral PD nya bude tinggi tuh, ketularan surti wijaya hahaha

    ReplyDelete
  7. Dyah Irawati Nugraheni25/2/11, 10:09 pm

    baru tau ya ya ya

    ReplyDelete
  8. wiiduh gimana air PAM Surabaya ya?trus tahan berapa lama alat filternya?

    ReplyDelete
  9. tahan berbulan2 kok mbak, tergantung airnya jg. kl busanya dah berubah warna biasanya kucuci trus kupasang ke kran kamar mandi. untuk air masak ganti yg baru or harus bersih. murah kok mbak kl beli filternya. kl ndak ya pake kain jg gpp, yg penting disaring.

    ReplyDelete
  10. nice blog semangat ya nulisnya

    ReplyDelete
  11. Sangat menarik sekali. Cuma disaring sederhana saja, tetapi hasil dari elektrolis sangat berbeda....
    Ada penjelasan ilmiahnya??

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih