Kejadian pada suatu masa, dokter tidak dibutuhkan!
Rosululloh SAW pernah dihadiahi seorang dokter oleh Gubernur Romawi yang berkuasa di Mesir. Dari waktu ke waktu dokter ini tidak mempunyai pasien. Setelah dia menunggu lama, dia terkejut karena hampir dikatakan tidak ada pasien yang berobat padanya. Bahkan Rosulullah SAW pemimpin negara Madinah sebagai orang yang dia ‘kawal’ kesehatannya pun tidak sakit sama sekali dalam waktu yang dibutuhkan oleh sang dokter untuk merasa tersiksa karena mendapatkan status ‘pengangguran intelektual’..
Hal ini terjawab ketika sang dokter bertanya kepada Rosulullah SAW di akhir masa tugasnya, “apa rahasia yang menyebabkan kalian ini suatu kaum yang hampir dikatakan tidak pernah sakit?” Rosulullah SAW menjawab, “Kami adalah suatu kaum yang tidak makan sebelum kami lapar dan berhenti makan sebelum kami kenyang”.
Rosululloh SAW pernah dihadiahi seorang dokter oleh Gubernur Romawi yang berkuasa di Mesir. Dari waktu ke waktu dokter ini tidak mempunyai pasien. Setelah dia menunggu lama, dia terkejut karena hampir dikatakan tidak ada pasien yang berobat padanya. Bahkan Rosulullah SAW pemimpin negara Madinah sebagai orang yang dia ‘kawal’ kesehatannya pun tidak sakit sama sekali dalam waktu yang dibutuhkan oleh sang dokter untuk merasa tersiksa karena mendapatkan status ‘pengangguran intelektual’..
Hal ini terjawab ketika sang dokter bertanya kepada Rosulullah SAW di akhir masa tugasnya, “apa rahasia yang menyebabkan kalian ini suatu kaum yang hampir dikatakan tidak pernah sakit?” Rosulullah SAW menjawab, “Kami adalah suatu kaum yang tidak makan sebelum kami lapar dan berhenti makan sebelum kami kenyang”.
Olahraga menunggang kuda di masa Rosulullah SAW merupakan olahraga populer. Di sebut olahraga karena pengendara harus ikut menaik dan menurunkan badan agar bagian vitalnya tidak terbentur-bentur punggung kuda. Dengan demikian mereka sudah cukup memenuhi waktu dan dosis olahraga yang membuat merea menjadi bugar dan tanggap menyelesaikan tugas harian mereka. Di masa kini jogging sama capeknya dengan berkuda.
Suatu ketika Ubadah bin Shamit menerima hadiah, beliau memiliki keluarga sebanyak 12 orang. Kemudian dia berkata, “ pergilah kalian dengan hadiah ini kepada keluarga fulan karena mereka lebih membutuhkan hadiah ini dari pada saya. Akan tetapi ketika hadiah itu sampai pada keluarga tersebut mereka mengatakan hal yang sama. Begitu seterusnya, akhirnya hadiah itu kembali pada keluarga Ubadah sebelum waktu subuh.
Dalam riwayat lain, khalifah Umar ra pernah mendapatkan hadiah dari gubernur Azerbaijan, Utbah bin Farqad. Khalifah bertanya pada utusan itu, “apakah semua masyarakat di sana menikmati makanan ini?”. Utusan itu menjawab’ “tidak, wahai amirul mukminin, ini adalah makanan khusus". Khalifah berkata, “bawalah hadiah ini, kembalikan kepada pemiliknya dan katakan padanya, bertaqwalah kepada Alloh, kenyangkanlah kaum muslimin dengan makanan yang engkau makan hingga kenyang’.
Di zaman Rosulullah SAW, Budaya itsar ini yaitu mementingkan orang lain walaupun seseorang ini sangat membutuhkan, menjadi hal lazim dilakukan di komunitas kota Madinah. Bila memasak dan aroma masakan tercium sampai tetangga, mereka memperbanyak kuah agar bisa dibagikan. Saling berbagi hadiah menjadi hal yang lumrah. Bahkan sehari 5x warga saling bersosialisasi melalui sholat 5 waktu (di masjid).
Dicontohkan Rosulullah SAW sendiri melakukan sholat tahajud di luar sholat wajib 5 waktu. Banyak berpuasa, banyak berdzikir dan tawakal mengikuti setiap urusan yang sudah diusahakan secara maksimal.
Dari hal-hal yang tersebut terbentuk komitmen perilaku, yakni:
- Diet yang sehat (tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang).
- Olahraga (berkuda).
- Modal sosial (itsar, saling memberi hadiah, silaturahmi).
- Spiritual prima (beribadah, berdzikir, tawakal).
Telah terkumpul banyak bukti yang menghubungkan antara komitmen perilaku dengan baiknya status kesehatan. Sehingga dapat dikatakan, ada 2 profesi yang bakal bangkrut pada komunitas seperti madinah yaitu profesi dokter dan pengacara, karena tidak ada orang yang sakit dan tidak ada orang yang saling menuntut, karena masing-masing saling menghargai dan saling mengerti hak dan kewajiban mereka.
---
Disadur dari buku:
Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri
Penulis: dr. Yusuf Alam Romadhon
Yang paling sulit sebenarnya istiqomahnya untuk tetap ngelakuin perilaku kayak di atas itu mbak :(
ReplyDeletelike this
ReplyDeletezawa:
ReplyDeletekalo diri sendiri insyaallah bisa untuk belajar istiqomah, namun sekitar kita bisakah demikian, trutama yg poin 3. bila tidak, maka kita akan dituntut untuk ekstra istiqomah menahan bisikan sakit hati :)
chodirin:
thanks
Menurut saya, tetap laku, karena tidak semua orang punya banyak waktu atau tahu untuk menjadi dokter bagi dirinya sendiri atau keluarganya ;)
ReplyDeletemaksudnya adalah 'pada masa itu'
ReplyDeletejadi benar2 pernah terjadi, bukan mengira2
so, perlu dibaca deh :P
Pada masa itu belum ada sekolah kedokteran :D.
ReplyDeleteIya deh... pinjem bukunya :D
he he ... memang belum ada sekolah kedokteran...
ReplyDelete10 tahun lagi RS penuh dg Robot Dokter ahli gigi, THT, kosmetik, bedah dll....
ReplyDeleteuntung aku g berprofesi dokter ,pengacara bs 2 g balik modal donk,untung aku adlh umat Muhammad SAW jd g rugi donk aku
ReplyDeletealhamdulillah... betol bude
ReplyDeleteselalu berusaha lebih baik lagi aja dalam hidup,walaupun manusia ga akan pernah sempurna..
ReplyDelete