Record The Journey and Thoughts

Thursday 12 July 2012

Bermegah-megahan, Sifat Yang Menjadi Azab

Iri identik dengan perasaan kalah terhadap orang lain, dan sombong identik dengan perasaan menang terhadap orang lain. Iri dan sombong inilah yang menyebabkan orang berusaha keras, mati-matian, berjungkir-balik, untuk memperoleh kekayaan, derajat (kedudukan) dan kekuasaan.

Hasrat orang yang iri hati atau sombong ialah asal dapat melebihi orang lain dalam segala hal. Dalam hal makanan, pakaian, perumahan, keluarga, anak-anak dan sebagainya, ia ingin melebihi orang lain. Bila dalam usahanya untuk melampaui orang lain itu sering tergelincir bahkan justru dilampaui orang lain, maka dia sakit hati. Bila dalam usahanya menyusahkan orang lain, sering berbalik menyusahkan diri sendiri maka ia masih tinggal dapat mengumpat dan memfitnah orang lain.



Dalam surat ke-102 (AtTakaatsur 1-2: حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِر*أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرَ ) disebutkan kecintaan terhadap kenikmatan dunia dan perhiasannya tersebut akan melalaikan diri dan keluarga dari mencari dan mengejar kehidupan akhirat karena disibukkan dengan mengumpulkan harta hingga ajal menjemput.

Jika tetap lalai maka Alloh akan mengancam sebagai penghuni neraka jahim (AtTakaatsur 6: لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ.) dan akan ditanyakan tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan di dunia itu (AtTakaatsur 8: ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ). Padahal seharusnya rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan berupa kesehatan, keamanan, rizqi, dan lainnya diwujudkan dengan beribadah kepadaNya.

Lebih ekstrim lagi, dalam surat ke-9 (At Taubah: 55) disebutkan bahwa jika tidak segera merubah sifat buruk tersebut, Alloh akan menimpakan azab di dunia dengan menyiksa mereka dengan sifatnya itu. Segala bentuk harta benda yang diperoleh dengan tiada pernah puas merupakan bentuk penyiksaan hingga mati dalam keadaan kafir. Seharusnya segala harta bendanya hendaknya dizakatkan dan diinfakkan di jalaj Alloh.

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.

Jadi, jika menemukan fenomena orang yang merasa tidak puas dan ingin selalu melebihi orang lain, dan dia selalu mendapatkannya, maka bisa jadi sesungguhnya itu adalah siksa Alloh di dunia, bukan karunia. Namun dia kelak akan mati dalam keadaan kafir yang hina dan lebih pedih siksanya. Nauzubillah mindzalik..

Rujukan:
-Ringkasan terjemah tafsir ibnu katsir jilid 4 (hal 146)
-Ringkasan terjemah tafsir ibnu katsir jilid 8 (hal 530-534)

6 Comments:

  1. setuju banget deh, sombong temannya setan

    ReplyDelete
  2. semoga kita semua tidak menjadi orang yang sombong deh

    ReplyDelete
  3. @moisture & timbangan: yes, thanks ;)

    ReplyDelete
  4. hidup tak harus bermewh mewahan ,karena kemewahan mungkin dapat membuat diri kita lupa akan Siapa yang Menciptakan kita

    ReplyDelete
  5. @pengembara: itulah mengapa diingatkan dalam surat attakaatsur, krn akan lupa dengan rasa syukur dan beribadah pd Alloh :)

    ReplyDelete
  6. Paling muak melihat orang sombong. Padahal semua harta benda adalah titipan Tuhan....

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih