Namun apa pun alasan di balik itu, sesuatu yang berawal selalu akan berakhir...
"disin blog, disan blog…”
Apa sih maksudnya? Tidak lain menirukan lagu:
“di sin sen…di san sen, diman-man hathat sen…”
Jangan salah, ini bukan lagu jepang, Itu hanya singkatan lagu masa kecil dulu:
“ di sini senang, di sana senang, dimana-mana hatiku senang…” 2x
“tralala lalalalaa…” 4x
Jadi baris pertama itu maksudnya: “ di sini ngeblog, di sana ngeblog…” tralalala...
Memang, teknologi blog yg sekarang lagi tumbuh pesat diminati tidak hanya kalangan awam, tapi juga mulai merambah ke kalangan intelektual dan akademisi serta selebritis Indonesia. Di luar negeri, blog sudah berkembang sejak lama. Kita saja yg memang suka ketinggalan.
Definisi BLOG
Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis. Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi, sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.
(Mario Gagho, 04/12/2005)
Atau,
Blog adalah suatu media web online yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran, emosi dan perilaku seseorang atau kelompok sebagai jawaban atas kebutuhan interaksi sosial dan aktualisasi diri untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia dari waktu ke waktu.
(Octave Ken Manungkarjono, dosen UGM, by www.google.com).
Sejarah BLOG
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri. Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan “catatan perjalanan” seseorang di Internet, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat. Selanjutnya…
(Enda Nasution, 20/02/2004)
Nilai-nilai dalam BLOG
Nah, ada poin aktualisasi diri pada definisi itu. Artinya, penikmat terbesar blog ya si pembuat blog itu. Mungkin ada benarnya karena tak semua orang paham apa yang kita tulis dalam blog kita. Apalagi, jika yang kita tulis itu adalah pengalaman yang terlalu pribadi. Paling-paling yang ngerti hanya satu-dua orang saja kawan kita. Daripada membikin blog, kenapa nggak cerita langsung ke kawan sambil minum kopi, misalnya? Jika yang kita cari hanyalah aktualisasi diri itu, mungkin blog itu hanya menjadi pemuas nafsu sesaat kita. Tanpa punya nilai manfaat untuk orang lain. Tetapi, ada juga poin interaksi sosial pada definisi blog di atas. Artinya, meskipun sedang memuaskan diri sendiri, kita tetaplah makhluk sosial di dunia maya. Eh mbok bikin blog yang juga bisa dinikmati orang lain, kira-kira begitu. Jadi, mungkin seperti blog lah. Kalau dilakukan untuk kepuasan diri sendiri, orang lain tak banyak merasakan manfaatnya. Jadi, kalau bikin blog, usahakan mencari nilai-nilai manfaat bagi pembacanya.
(Doan Widhiandono, 19/08/2005)
Blogger menjadi profesi?
‘Full Time Blogger’ menjadi sebuah Pilihan Budi Putra. Ternyata keputusannya jadi penulis independen dan full-time blogger dengan meninggalkan profesi sebelumnya yang lumayan mapan, mendapat respon positif dari teman-temannya. Budi Putra ngeblog antara lain di CNET Asia, The Gadget, Asia Tech, 3Gweek, Indonesia Tech dan Blog Jurnalisme. Meskipun secara formal beliau sudah tidak karyawan TEMPO lagi, tapi masih ngeblog di Blog Tempo Interaktif. Hmm.. Sebuah tindakan yang sangat berani dan mantap :)
Titik Jenuh
Adakalanya rasa bosan menempa para blogger, selanjutnya mereka mengambil langkah untuk vacuum sementara dari dunia BLOG. Salah satu contohnya seperti pada Dena, blogger asal Surabaya yang meninggalkan pesan terakhir di blognya bahwa dia sedang bosan ngeblog. Ada juga, bahkan lebih ekstrim dengan menghapus situsnya, entah permanent ato untuk sementara, seperti yang dilakukan Indhy pada blognya dengan alamat
http://jeng-indhy.blogspot.com. Otomatis Friendlist yang ada di blognya pada bertanya-tanya, termasuk saya, namun pernah disampaikan kalo beliau lagi bosan ngeblog. Nah loee…!
Alasan Berhenti Ngeblog**
1. Ngeblog ternyata gak asik
Ini terutama alasan berhenti untuk para blogger baru. Baru satu-dua kali posting, atau baru satu-dua bulan aja ngeblog. Ngeblog itu bukan gue banget deh…
2. Kehabisan bahan
Bahan, materi, itu syarat utama untuk ngeblog. Kehabisan bahan, writers’s block, gak ada ide lain, cuma-itu-aja-yang-aku-tahu, kok-nulis-tentang-itu-itu-aja, mentok… Ya, rasanya ini jadi alasan yang cukup sering untuk berhenti ngeblog.
3. Gak ada waktu lagi untuk ngeblog
Sibuk. Kerjaan, tugas, deadline, tesis (dan lain-lain) numpuk banget. Gak ada Abis-abisnya. Hiks…
4. Perubahan dalam hidup
Baru nikah, baru punya anak, baru tempat kerjanya, dan segala hal baru lainnya yang mengakibatkan terjadinya pergeseran prioritas ngeblog dari (mungkin) tadinya paling pertama (ha!) jadi paling bontot.
5. Susah online
Karena pindah ke daerah terpencil yang gak ada koneksi internet sama sekali, kehilangan tempat online gratisan buat orang-orang yang tadinya ngeblog dari kantor (gue banget deh... hehehe... ), balik ke Indonesia untuk bloggers yang tadinya sempat tinggal di luar negeri (dial up mahal!)
6. Rasa tidak aman
Pada diri bloggers tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman, tidak aman untuk menulis tentang hal pribadi secara online. Bagaimana bila blognya dibaca dan ditemukan oleh orang yang mengenalnya di dunia nyata?
7. Capek ngarang
Ada aja blog-blog yang memang fiktif. Ceritanya fiktif. Bahkan profilnya pun bisa saja fiktif. Yeah… apa yang gak mungkin sih di dunia maya ini? Buat jenis blog seperti ini, si penulis pada akhirnya sangatlah mungkin akan merasa kelelahan.
8. Capek diteror
Hehehe… mungkin ada aja kali yang kayak gini. Internet kan penuh dengan orang-orang yang ‘sakit’… hehehe… Ada yang punya pengalaman kayak gini?
9. Malas dan Bosan
Malas nulis. Bosan nulis. Malas blogwalking Bosan blogwalking. Malas komen. Bosan komen. Malas. Bosan. Salah satu penyakit laten manusia kan? Lalu kenapa bosan? Kenapa malas? Ups… gak usah dibahas deh. Bisa jadi bahan postingan sendiri itu…
10. Ada alasan lain? Ada yang mau nambahin?
Namun apa pun alasan di balik itu, berhenti ngeblog sama alaminya dengan “berhenti-berhenti” yang lain. Seperti berhenti ngempeng, berhenti ngompol, berhenti merokok, berhenti menulis diary, berhenti menstruasi, dan berhenti-berhenti yang lainnya lagi. Karena sesuatu yang berawal selalu akan berakhir.
Thanks to: bung mariogagho, bang endanasution, bung doan, bung budiputra, mb Neenoy**, mb dena, dan mb indhy... atas inspirasinya.
Apa sih maksudnya? Tidak lain menirukan lagu:
“di sin sen…di san sen, diman-man hathat sen…”
Jangan salah, ini bukan lagu jepang, Itu hanya singkatan lagu masa kecil dulu:
“ di sini senang, di sana senang, dimana-mana hatiku senang…” 2x
“tralala lalalalaa…” 4x
Jadi baris pertama itu maksudnya: “ di sini ngeblog, di sana ngeblog…” tralalala...
Memang, teknologi blog yg sekarang lagi tumbuh pesat diminati tidak hanya kalangan awam, tapi juga mulai merambah ke kalangan intelektual dan akademisi serta selebritis Indonesia. Di luar negeri, blog sudah berkembang sejak lama. Kita saja yg memang suka ketinggalan.
Definisi BLOG
Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis. Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi, sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.
(Mario Gagho, 04/12/2005)
Blog adalah suatu media web online yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran, emosi dan perilaku seseorang atau kelompok sebagai jawaban atas kebutuhan interaksi sosial dan aktualisasi diri untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia dari waktu ke waktu.
(Octave Ken Manungkarjono, dosen UGM, by www.google.com).
Sejarah BLOG
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri. Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan “catatan perjalanan” seseorang di Internet, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat. Selanjutnya…
(Enda Nasution, 20/02/2004)
Nilai-nilai dalam BLOG
Nah, ada poin aktualisasi diri pada definisi itu. Artinya, penikmat terbesar blog ya si pembuat blog itu. Mungkin ada benarnya karena tak semua orang paham apa yang kita tulis dalam blog kita. Apalagi, jika yang kita tulis itu adalah pengalaman yang terlalu pribadi. Paling-paling yang ngerti hanya satu-dua orang saja kawan kita. Daripada membikin blog, kenapa nggak cerita langsung ke kawan sambil minum kopi, misalnya? Jika yang kita cari hanyalah aktualisasi diri itu, mungkin blog itu hanya menjadi pemuas nafsu sesaat kita. Tanpa punya nilai manfaat untuk orang lain. Tetapi, ada juga poin interaksi sosial pada definisi blog di atas. Artinya, meskipun sedang memuaskan diri sendiri, kita tetaplah makhluk sosial di dunia maya. Eh mbok bikin blog yang juga bisa dinikmati orang lain, kira-kira begitu. Jadi, mungkin seperti blog lah. Kalau dilakukan untuk kepuasan diri sendiri, orang lain tak banyak merasakan manfaatnya. Jadi, kalau bikin blog, usahakan mencari nilai-nilai manfaat bagi pembacanya.
(Doan Widhiandono, 19/08/2005)
Blogger menjadi profesi?
‘Full Time Blogger’ menjadi sebuah Pilihan Budi Putra. Ternyata keputusannya jadi penulis independen dan full-time blogger dengan meninggalkan profesi sebelumnya yang lumayan mapan, mendapat respon positif dari teman-temannya. Budi Putra ngeblog antara lain di CNET Asia, The Gadget, Asia Tech, 3Gweek, Indonesia Tech dan Blog Jurnalisme. Meskipun secara formal beliau sudah tidak karyawan TEMPO lagi, tapi masih ngeblog di Blog Tempo Interaktif. Hmm.. Sebuah tindakan yang sangat berani dan mantap :)
Titik Jenuh
Adakalanya rasa bosan menempa para blogger, selanjutnya mereka mengambil langkah untuk vacuum sementara dari dunia BLOG. Salah satu contohnya seperti pada Dena, blogger asal Surabaya yang meninggalkan pesan terakhir di blognya bahwa dia sedang bosan ngeblog. Ada juga, bahkan lebih ekstrim dengan menghapus situsnya, entah permanent ato untuk sementara, seperti yang dilakukan Indhy pada blognya dengan alamat
http://jeng-indhy.blogspot.com. Otomatis Friendlist yang ada di blognya pada bertanya-tanya, termasuk saya, namun pernah disampaikan kalo beliau lagi bosan ngeblog. Nah loee…!
Alasan Berhenti Ngeblog**
1. Ngeblog ternyata gak asik
Ini terutama alasan berhenti untuk para blogger baru. Baru satu-dua kali posting, atau baru satu-dua bulan aja ngeblog. Ngeblog itu bukan gue banget deh…
2. Kehabisan bahan
Bahan, materi, itu syarat utama untuk ngeblog. Kehabisan bahan, writers’s block, gak ada ide lain, cuma-itu-aja-yang-aku-tahu, kok-nulis-tentang-itu-itu-aja, mentok… Ya, rasanya ini jadi alasan yang cukup sering untuk berhenti ngeblog.
3. Gak ada waktu lagi untuk ngeblog
Sibuk. Kerjaan, tugas, deadline, tesis (dan lain-lain) numpuk banget. Gak ada Abis-abisnya. Hiks…
4. Perubahan dalam hidup
Baru nikah, baru punya anak, baru tempat kerjanya, dan segala hal baru lainnya yang mengakibatkan terjadinya pergeseran prioritas ngeblog dari (mungkin) tadinya paling pertama (ha!) jadi paling bontot.
5. Susah online
Karena pindah ke daerah terpencil yang gak ada koneksi internet sama sekali, kehilangan tempat online gratisan buat orang-orang yang tadinya ngeblog dari kantor (gue banget deh... hehehe... ), balik ke Indonesia untuk bloggers yang tadinya sempat tinggal di luar negeri (dial up mahal!)
6. Rasa tidak aman
Pada diri bloggers tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman, tidak aman untuk menulis tentang hal pribadi secara online. Bagaimana bila blognya dibaca dan ditemukan oleh orang yang mengenalnya di dunia nyata?
7. Capek ngarang
Ada aja blog-blog yang memang fiktif. Ceritanya fiktif. Bahkan profilnya pun bisa saja fiktif. Yeah… apa yang gak mungkin sih di dunia maya ini? Buat jenis blog seperti ini, si penulis pada akhirnya sangatlah mungkin akan merasa kelelahan.
8. Capek diteror
Hehehe… mungkin ada aja kali yang kayak gini. Internet kan penuh dengan orang-orang yang ‘sakit’… hehehe… Ada yang punya pengalaman kayak gini?
9. Malas dan Bosan
Malas nulis. Bosan nulis. Malas blogwalking Bosan blogwalking. Malas komen. Bosan komen. Malas. Bosan. Salah satu penyakit laten manusia kan? Lalu kenapa bosan? Kenapa malas? Ups… gak usah dibahas deh. Bisa jadi bahan postingan sendiri itu…
10. Ada alasan lain? Ada yang mau nambahin?
Namun apa pun alasan di balik itu, berhenti ngeblog sama alaminya dengan “berhenti-berhenti” yang lain. Seperti berhenti ngempeng, berhenti ngompol, berhenti merokok, berhenti menulis diary, berhenti menstruasi, dan berhenti-berhenti yang lainnya lagi. Karena sesuatu yang berawal selalu akan berakhir.
Thanks to: bung mariogagho, bang endanasution, bung doan, bung budiputra, mb Neenoy**, mb dena, dan mb indhy... atas inspirasinya.
ibarat bendungan, debit yang masuk harus lebih besar daripada yg keluar. kalau tidak, maka airnya akan habis dikeluarin terus.
ReplyDeleteso, harus menuntut ilmu. yang terpenting adalah ilmu agama. supaya tidak tersesat.
silahkan mencari tempat kajian yg masih lurus. insya allah masih banyak di bumi ini.
heh?? ada yg pake acara diteror segala? masa' sih?
ReplyDeleteKalo buat gue sih, bosen ngeblog silahkan aja, cuman kl bs jgn ampe diapus, sayang hasil karya yg udah sekian lama dibuat :D
Tengkyu dah mampir, sbnrnya mo msk SB, cuman kok bang oggix-nya ngambek... :)
wah mbak, teori nge blognya banyak banget :P kalo saya sih emang hobi nulis...ya pelampiasannya dengan nge blog, begitchu
ReplyDelete@ abu ihsan: makasih tausiyahnya :)
ReplyDelete@ rey: yup, blog juga hasil karya cipta :D
@ mb tia: banyak teori tp sedikit praktek ya :D sebenernya sih engga banyak mbak, saya malah msh awam. mb tia emang jago nulis kok :)
media yang ada sudah ga muat untuk menampung kreativitas.. jadinya penyaluran lewat blog... yang saya takutkan adalah fall in love with sesama blogger... he he he
ReplyDeleteKok kangelan Komen Elen? make Open New Window dan Windowsnya ndak pas lagi :D
ReplyDelete@ pak yusuf: mmgnya lagi dilanda fall in love sesama blogger ya pak? :D
ReplyDelete@ bang johar: masak tho, ndak pas gmn? jd dikirim ndak screenshotnya? biar saya tau :)