Record The Journey and Thoughts

Thursday, 8 March 2007

Hujan Buatan di Malang

Seorang teman bertanya," apa sekarang musim hujan?"
Saya jawab," mungkin, kayaknya sih masih bau2 hujan..."

Beberapa hari ini memang hujaann melulu, sampe cucian ga kering2. Sampe dengan pagi ini, hujan masih mewarnai malangraya, sejak malam malah. Adek saya bilang ini hujan buatan. Saya cuman mesem aja, masak sih?? Kalo mengamati hujan di malang ini (halah, kayak pawang hujan ae...) memang terasa ganjil deh. Biasanya hujan terjadi dalam satu waktu, durasinya bisa sebentar bisa lama. Kalo ini sebentar2 tapi beberapa kali sehari, disertai angin dukup kenceng. Iseng saya cari beritanya di internet, maklum...jarang baca koran, berita tipi pun blm pernah dengar hujan buatan di malangraya ini.

Oh ternyata...memang hujan kali ini ada kaitannya dengan hujan buatan, setidaknya kecipratan... meski prioritas lokasi di area Waduk Sutami Malang.

Rekayasa hujan buatan oleh Perum Jasa Tirta I Malang dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini rencananya berlangsung selama 20 hari sejak Pebruari lalu untuk lokasi Waduk Sutami Malang. Rekayasa dilakukan dengan cara menaburkan garam murni NaCl di atas awan cumulus. Untuk rekayasa hujan buatan ini, dibutuhkan satu ton NaCl dan dalam satu hari harus dilakukan tiga kali penerbangan dengan menggunakan pesawat Cassa 212.

Ini dilakukan karena curah hujan di Kota Malang saat ini masih sangat minim. Akibatnya, ketinggian permukaan air di Bendungan Sutami Kabupaten Malang terus menurun. Ketinggian air di waduk Sutami saat ini tercatat 54,2 atau 1,2 meter di atas batas minimal.

Padahal, Bendungan Sutami sangat vital bagi warga Malang dan sekitarnya. Selain sebagai pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan Jawa-Bali, air dari bendungan ini juga untuk mengairi ratusan hektare sawah, suplai kebutuhan air industri, kebutuhan air untuk wilayah Surabaya, serta melayani kebutuhan di sepanjang hilir Waduk Sutami. Untuk itu, mengingat pentingnya kebutuhan air melalui fungsi waduk tersebut, maka tingkat elevasi diharapkan tidak sampai menunjukan angka 253,00 meter. Karena dengan angka ini, maka PLTA tidak akan dapat beroperasi.


Petugas sedang mempersiapkan garam murni NaCl yang akan ditaburkan di atas awan cumulus.


cuplikan: kominfo dan metrotv

3 Comments:

  1. Jarang hujan ya bU, aduh..... kasihan tanah pasti kekeringan

    ReplyDelete
  2. @diva:
    bukan jarang, hujan bak makanan sehari2 :)
    hujan buatan itu fokus ke area waduk, tp se-malangraya kena hembusannya :D
    kabarnya skrg udah dihentikan.

    ReplyDelete
  3. Hmmm... nasib nasib... semoga lebih baik wae

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih