Sudah seharusnya kita syukuri ni’mat akan diinul islam yang dikaruniakan Alloh kepada kita.
“Alhamdulillahiladzi an ‘aamana bini’matil imaani wal islam.”
Mungkin di dunia kita belum merasakan akan besarnya ni’mat iman dan islam ini. Seringkali kita lebih merasa bersyukur atas nikmat berupa harta benda dan kesenangan dunia. Tetapi di akhirat kelak kita akan merasakannya. Sebagaimana yg digambarkan dalam surah al-hijr ayat 1-2:
الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَقُرْآنٍ مُبِينٍ (١)رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (٢)
1. Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), Yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan.
2. orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim.
Ayat-ayat yang mulia ini memberitahukan kepada kita bahwa nanti di akhirat orang-orang kafir akan menyesali kekafiran mereka. Ada juga yang berpendapat bahwa orang-orang kafir ketika menghadapi sakarotul maut akan sangat menyesal dan membayangkan alangkah baiknya jika sebelumnya mereka adalah muslim.
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Abu Musa ra, bahwa Nabi saw bersabda:
Jika penduduk neraka telah berkumpul di neraka dan bersama mereka orang-orang ahli kiblat (muslim) yang dikehendaki Alloh, orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang muslim:
“Bukankah kalian ini orang-orang Muslim?”
Orang-orang muslim menjawab, “Ya, benar!”
Orang-orang kafir bertanya lagi, “Apakah islam tidak memberi manfaat kepadamu, sehingga kalian bersama-sama kami di neraka ini?”
Orang-orang muslim menjawab, “Kami mempunyai dosa-dosa, sehingga kami dihukum dengan api neraka ini.”
Alloh pun mendengar kata-kata mereka tersebut, lalu memerintahkan agar orang-orang muslim yang berada di neraka itu dikeluarkan. Sedangkan orang-orang kafir tetap berada di neraka. Melihat hal itu orang-orang kafir menyesali diri, “Alangkah baiknya kami dahulu adalah orang-orang muslim, sehingga dapat keluar dari neraka ini seperti mereka.”
Kemudian nabi saw membacakan surah al-Hijr ayat 1-2 yg beliau awali dengan isti’adzah. Dalam riwayat dari Ibnu Abi Hatim, Nabi saw mengawali dengan tasmiyah sebagai ganti isti’adzah.
Suatu penyesalan yang tiada bermanfaat dan tidak akan bisa mengeluarkan mereka dari kehinaan di akhirat. Mereka di neraka diliputi siksa dan keputus-asaan.
Maka kita jangan merasa iri dengan kesenangan dunia yang sekarang ini sedang dinikmati oleh orang-orang kafir. Biarkanlah mereka larut dalam kesenangan dan hanyut oleh indahnya angan-angan mereka yang pada hakekatnya adalah angan-angan kosong, sebagaimana firman Alloh dalam ayat selanjutnya:
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٣)
“biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
Ini sesungguhnya adalah ancaman kepada orang-orang kafir, sebagaimana firman Alloh:
قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ
… katakanlah (wahai Muhammad), “bersenang-senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat akhir kalian adalah di neraka” [Surah Ibrahim: 30]
Juga firman Alloh:
كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ
"Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa" [Surah Al-Mursalat: 46]
Wallahu'alambishowab
“Alhamdulillahiladzi an ‘aamana bini’matil imaani wal islam.”
Mungkin di dunia kita belum merasakan akan besarnya ni’mat iman dan islam ini. Seringkali kita lebih merasa bersyukur atas nikmat berupa harta benda dan kesenangan dunia. Tetapi di akhirat kelak kita akan merasakannya. Sebagaimana yg digambarkan dalam surah al-hijr ayat 1-2:
الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَقُرْآنٍ مُبِينٍ (١)رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (٢)
1. Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), Yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan.
2. orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim.
Ayat-ayat yang mulia ini memberitahukan kepada kita bahwa nanti di akhirat orang-orang kafir akan menyesali kekafiran mereka. Ada juga yang berpendapat bahwa orang-orang kafir ketika menghadapi sakarotul maut akan sangat menyesal dan membayangkan alangkah baiknya jika sebelumnya mereka adalah muslim.
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Abu Musa ra, bahwa Nabi saw bersabda:
Jika penduduk neraka telah berkumpul di neraka dan bersama mereka orang-orang ahli kiblat (muslim) yang dikehendaki Alloh, orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang muslim:
“Bukankah kalian ini orang-orang Muslim?”
Orang-orang muslim menjawab, “Ya, benar!”
Orang-orang kafir bertanya lagi, “Apakah islam tidak memberi manfaat kepadamu, sehingga kalian bersama-sama kami di neraka ini?”
Orang-orang muslim menjawab, “Kami mempunyai dosa-dosa, sehingga kami dihukum dengan api neraka ini.”
Alloh pun mendengar kata-kata mereka tersebut, lalu memerintahkan agar orang-orang muslim yang berada di neraka itu dikeluarkan. Sedangkan orang-orang kafir tetap berada di neraka. Melihat hal itu orang-orang kafir menyesali diri, “Alangkah baiknya kami dahulu adalah orang-orang muslim, sehingga dapat keluar dari neraka ini seperti mereka.”
Kemudian nabi saw membacakan surah al-Hijr ayat 1-2 yg beliau awali dengan isti’adzah. Dalam riwayat dari Ibnu Abi Hatim, Nabi saw mengawali dengan tasmiyah sebagai ganti isti’adzah.
Suatu penyesalan yang tiada bermanfaat dan tidak akan bisa mengeluarkan mereka dari kehinaan di akhirat. Mereka di neraka diliputi siksa dan keputus-asaan.
Maka kita jangan merasa iri dengan kesenangan dunia yang sekarang ini sedang dinikmati oleh orang-orang kafir. Biarkanlah mereka larut dalam kesenangan dan hanyut oleh indahnya angan-angan mereka yang pada hakekatnya adalah angan-angan kosong, sebagaimana firman Alloh dalam ayat selanjutnya:
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٣)
“biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
Ini sesungguhnya adalah ancaman kepada orang-orang kafir, sebagaimana firman Alloh:
قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ
… katakanlah (wahai Muhammad), “bersenang-senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat akhir kalian adalah di neraka” [Surah Ibrahim: 30]
Juga firman Alloh:
كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ
"Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa" [Surah Al-Mursalat: 46]
Wallahu'alambishowab
Mbak ayat yang terakhir itu ...
ReplyDeletewadoh ngarai nggak nafsu mangan. :(
Yup,
ReplyDeleteapapun yang berlebih2an itu kurang bagus,.
@manda: jgn gitu mbak, ntar jd kurus lho, intinya ayat2 di atas ditujukan untuk org kafir.
ReplyDeleteTFS Sista.. Subhanallah .. Jd lbh mawas diri.. Smga qta msk golongan org2 yg beruntung. Amiin 3x
ReplyDeleteMakasih pencerahannya :)
ReplyDelete=(( mantab...
ReplyDeleteal hadiid ayat 16. kita kita ingin berubah menjadi lebih baik. apa yang harus dilakukan terlebih dahulu? carilah teman dan pahamilah ilmu yang harus dimiliki terlebih dahulu.
ReplyDeletesyukron banget, atas ilmu agamanya..
ReplyDeletesemoga barokah
2 nikmat yang sering kita lalaikan memang nikmat sehat dan nikmat iman mbak :)
ReplyDeletesaya diingatkan kembali setelah membaca postingan ini, thank alot
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete