Record The Journey and Thoughts

Saturday, 30 October 2010

Tebang Pilih Syariat Islam

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al Baqarah : 208]

Setiap orang tentu mempunyai hak dan kewajiban atas dirinya. Misalnya hak untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya disertai kewajiban untuk membayar biaya SPP demi kelangsungan pendidikan yang ditempuhnya.

Dalam urusan agama tidaklah berbeda, ada hak dan kewajiban yang seharusnya dia dapatkan. Namun kenyataannya sebagian orang mengambil ajaran dan hukum islam yang hanya menguntungkan dirinya saja. Dengan kata lain mengutamakan hak-hak dia dalam aturan agama, sedangkan kewajiban dalam agama sebagai muslim/muslimah dikesampingkan. Padahal ayat di atas menyerukan untuk mengikuti syariat islam secara keseluruhan.

Alkisah, Seorang anak laki-laki yang menuntut pembagian harta orang tuanya sedangkan orang tuanya masih hidup. Pembagian harta pun diminta sesuai hukum islam yakni mendapatkan 2x anak perempuan. Ironisnya, dia tidak berbakti dengan memperhatikan kebutuhan orang tuanya padahal sebenarnya dia mampu menafkahi ibunya.

Lebih parah lagi, ada anak yang menuntut segera pembagian warisan di saat tanah kuburan orang tuanya masih basah, meskipun dalam hal pembagian warisan diperintahkan untuk disegerakan. Padahal selama orang tuanya hidup tidak pernah sedikitpun menjenguk bahkan merawat. Naudzubillah mindzalik..

Sebaliknya, ada orang tua yang cenderung menuntut anaknya untuk memenuhi semua kebutuhannya dengan alasan menagih jasa karena orangtuanya dulu telah merawat dan menyekolahkan anaknya itu. Kalau ditelaah secara hukum islam, seharusnya sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memelihara amanah anak dari Allah. Meskipun islam mengajarkan seorang anak hendaknya birrul walidain (berbakti pada orang tua).

Lagi, Seorang suami yang menuntut haknya pada istrinya supaya ini itu namun kewajiban sebagai suami dia lupakan. Juga sebaliknya, seorang istri yang mengajukan segala tuntutan kepada suaminya namun dia sendiri tidak melayani suami dengan baik. Sehingga yang terjadi adalah suami yang ringan tangan ataupun istri yang otoriter. Kalau masing-masing tidak saling introspeksi (muhasabah) maka selanjutnya kehancuran rumah tangga sudah di depan mata. Naudzubillah mindzalik..

Seorang laki-laki yang melakukan poligami dengan alasan poligami disebutkan dalam Alquran, namun praktiknya dia tidak berlaku adil. bahkan menyia-nyiakan istri-strinya. Yang terpenting adalah hendaknya perempuan muslimah tidak membenci poligami karena membenci berarti dia telah mengingkari ayat Allah.

Ilustrasi-ilustrasi di atas adalah contoh kecil yang sering terjadi di sekitar kita. Islam sangat lengkap dalam mengatur kehidupan umatnya, dari yang sepele hingga yang kompleks. Jika setiap muslim melaksanakan ajaran Islam secara keseluruhan (kaffah) seperti yang diajarkan melalui rosulnya-- Muhammad saw dan para shalafushsholih maka kebaikan dunia akhirot ada dalam genggaman. Ajaran islam ini dapat diperoleh melalui tarbiyah yang salah satunya dengan mengikuti majelis ilmu. Marilah berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabikhul khoirot). Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

14 Comments:

  1. itulah..., selalu mengambil yang enak2 aja.
    yang wajib dulu lakukan baru yang sunat dan mubah., seharusnya itu yang bener.
    betul bu elen??

    ReplyDelete
  2. Mari selalu tebarkan kebaikan dimana-mana :)

    ReplyDelete
  3. Wah, postingan tausyiah ki..., bar melu pengajian to mbak.... hehehehe

    Thank's for sharing

    ReplyDelete
  4. ale: yuk mari..
    mhc: ngga juga, kuambil hikmahnya dari kehidupan sekitar ;)

    ReplyDelete
  5. wah bagun ni mbak postingannya..:)


    nice share... :)

    ReplyDelete
  6. trims ya ellen catatannya...^_^...smg Allah membalas kebaikanmu berlipat ganda...amin...

    ReplyDelete
  7. trim's ya ellen...subahanaAllah..ternyata hrs sering bermuhasabah..

    ReplyDelete
  8. mbak elen, mbok aku diajarin basa enggress... :D

    ReplyDelete
  9. Suami - istri iku intinya nedho nrimo yo mbak. Tapi lek dipoligami... aku yo nggak gelem.

    ReplyDelete
  10. That's right sister.........memang kebanyakan orang maunya yang enak-enak, berpoligami dengan alasan sunnah padahal Islam kalau mau melaksanakan sunnah rasul masih banyak selain poligami yang belum dilaksanakan seperti shalat sunnah rawatib,shalat tahajud,puasa senin dan kamis,dan masih banyak lagi deh sunnah-sunnah yang belum dilaksanakan.Saya ngga benci terhadap poligami tapi saya ngga suka kalau alasan orang berpoligami dengan alasan ada dalam ajaran Islam padahal ajaran Islam itu bukan hanya poligami masih ada ajaran-ajaran yang lainnya. Maka masuklah Islam secara kaaffah (total) bukan setengah-setengah......

    ReplyDelete
  11. jadi kepingin terbang nich dengan syariatnya..

    ReplyDelete
  12. Setuju mbak Ellen. Kita memang harus melaksanakan Islam secara Kaffah. Tentunya thd diri qt sendiri qt tekankan untuk mendahulukan kewajiban qt lalu berusaha...sekali lg hanya berusaha memperoleh hak qt
    Sedangkan thd orang lain mesti qt dahulukan haknya atas qt baru mengingatkan kewajibannya..sekali lg, hanya mengingatkan akan kewajibanya, tdk lebih. Krn mmg banyak variabel yg menjadikan masyarakat tak memperoleh pemahaman Islam yg utuh

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih