Record The Journey and Thoughts

Friday, 12 December 2008

Poin Plus-Plus Indosat

Surprise!! Nomer IM3 saya mendapatkan JAGUAR!





Saya kok mencium aroma penipuan di sms itu. Kalo dugaan saya benar, wah keren.. modus penipuan yang canggih tuh, karena nomer pengirim sms memakai 4 digit (7887) sehingga bisa saja membuat si penerima sms percaya kalo sms itu benar2 dari Indosat dan langsung menghubungi nomer yang tersedia

Eit, nomer infonya kok memakai MENTARI (0858), sedangkan nomer saya IM3 Keliatan banget katroknya.

Setelah mendapatkan sms ini saya langsung ngontak INDOSAT via email dan telpon. Bagaimana jawabannya?

"Terima kasih atas kepercayaan Ibu Lady yang telah menggunakan layanan Indosat. Nama saya Diah Permata dan saya dengan senang hati membantu Ibu mengenai sms yang di terima, dapat saya sampaikan bahwa hal tersebut adalah penipuan atas nama Indosat. Mohon abaikan sms tersebut dan kami akan melaporkan ke bagian terkait untuk di tindak lanjuti. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya."

Syukur-syukur pihak Indosat meluncur ke sini dan memberikan bonus pada saya, misalnya bonus pulsa ato jaguar? *ngarep*

Tuesday, 9 December 2008

Amiin

Thursday, 4 December 2008

Mak Ijo dan Bengawan Solo

Nama sebenarnya Katijem, namun orang-orang sekitar biasa memangilnya Mak Ijo. Wanita berusia 60 tahun ini masih terlihat kuat dan sehat. Sejak menetap di Solo 7 bulan lalu, saya belum pernah melihat mak ijo sakit. Yang membuat saya kagum padanya adalah dia seorang pekerja yang ulet, tidak mengeluh atas nikmat dan rejeki yang dia peroleh dengan susah payah.

sungai bengawan solo


Menggali pasir di tepian sungai Bengawan Solo adalah mata pencahariannya. Merupakan pekerjaan yang cukup berat bagi seorang wanita yang turun ke sungai, menggali, kemudian mengangkutnya ke dataran yang lebih tinggi dengan menggendong hasil galiannya menggunakan keranjang. Sudah puluhan tahun dia bergelut dengan pasir-pasir bengawan solo. Dengan beberapa orang sesama penggali pasir, yang semuanya laki-laki dan rata-rata seusia dengannya, mak ijo menjual pasirnya kepada pengusaha/toko bahan bangunan. Biasanya para pembeli pasir itu mendatangi langsung lokasi tandon pasir yang berada di tepi sungai bagian atas.

menggali


mengangkut



tandon pasir


Untuk mendapatkan pasir 1 kol (mobil colt) ditempuh 2-3 hari. Bila seharian menggali mampu mendapat 1 kol. Dari hasil yang penjualan pasir yang tidak seberapa, Rp 30 ribu/kol atau Rp 60 ribu/truk, dia mampu mengontrak sebuah rumah dan menghidupi keluarganya. Suaminya, Pak Djum, bekerja sebagai pedagang kue leker langganan saya.

mak ijo melepas lelah sejenak


Ironis dengan yang juga biasa saya temui tidak jauh dari sana, banyak bapak dan pemuda pengangguran yang kesehariannya hanya nongkrong di bawah pohon talok dengan rokok di tangan, ada yang sambil gitaran, main catur, bahkan minum miras. Kalau sudah mabuk biasanya tertawa-tawa sampai menggema seantero kampung. Sebenarnya kalau mereka mau menengok di sekitar mereka, banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Sungai Bengawan Solo!

Iya, sungai ini menyediakan nikmat yang tak ternilai buat keluarganya. Ada ikan/udang yang bisa dipancing, pasir yang bisa digali, tanah subur di tepi sungai yang bisa dicocoktanam berbagai tanaman misal singkong, jagung, dsb seperti yang juga mak Ijo lakukan.



Betapa rejeki yang halal itu begitu luas tersedia bagi umat-Nya yang mau berusaha dengan kemampuan sendiri. Wallahua'lam bishawab.

"Dia (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian daripada rezeki-Nya (rezeki Allah). Dan kepada-Nya (kepada Allah) kamu kembali."
(QS Al Mulk: 15)


Friday, 28 November 2008

Jagongan Blogger 2008 Kutho Solo

Solo, sebuah kota yang katanya bermimpi menjadi cyber city. Dalam mewujudkan mimpi itu, Solo bukan hanya membangun infrastruktur fisiknya saja. Aksi yang tak kalah penting adalah membangun sisi content (isi/data). Para Blogger merupakan para pelaku yang diharapkan dapat membantu percepatan penyediaan content tersebut, khususnya content yang bercerita seputar Solo itu sendiri.

jagongan


Dulu waktu masih di kota Malang, saya juga sering ikut dalam event yang diselenggarakan blogger malang meski sekedar sebagai penggembira Setelah bernaung di Solo saya otomatis menjadi bagian dari blogger Solo yang saat ini dikemas dalam pasarsolo, dengan tidak melupakan Globbers™ yang merupakan sebuah komunitas blogger Malang yang dulu saya pernah ikut serta membidani lahirnya bloggerngalam. Sebagai member baru di kancah perbloggeran kota Solo, seyogyanya saya ikut memeriahkan acara yang digelar sang mbaurekso pasarsolo.

Jagongan Blogger 2008 ala Solo dengan tema: "Solo Cyber City & Blogger" diselenggarakan bersamaan dengan event Pesta Blogger 2008 yang juga dilaksanakan di Jakarta tanggal 22 Desember 2008 dan Bulan ngeBlog 2008 Pasar Solo. Acara ini menghadirkan Nara Sumber Bambang Hariyanto, Pendiri komunitas penulis surat pembaca Epistoholik Indonesia. Pelaksanaannya hari Minggu lalu, 23 November 2008. Jam 13.00 - 15.00 WIB di Speedy Hiks Grandmall Solo. Karena acara diadakan di Speedy Hiks (otomatis didukung oleh SPEEDY) maka kita dapat gratis berinternet ria menggunakan hotspot Speedy. Juga gratis mendapatkan stiker pasarsolo dan air mineral 1 botol

hadirin


BH (Bambang Hariyanto )


dialog interaktif


lha ini siapa ya?


stiker pasarsolo


Friday, 21 November 2008

New Kids On The Blog

Tuesday, 18 November 2008

Harta Karun

Gemez rasanya menyaksikan tumpukan buku2, diktat, dan lembar2 peninggalan masa kuliah semester2 terdahulu milik suami. Pertahanan saya jebol juga untuk tidak menyentuhnya sebab barang tersebut membuat ruangan di rumah makin sempit saja. Segera saya meminta tolong suami untuk memindahkan ke teras supaya leluasa dalam memilah2 soalnya masih ada berkas yang masih dipake si empu, selebihnya bisa diloakin, hehe..

Entah kenapa tiba2 saya ingin membuka2 tumpukan yang sudah dipilah oleh suami saya. Saya ambil jilid laporan yang paling tebal. Lembar perlembar saya baca sekilas. Pas halaman terakhir saya terperanjat.. ada 3 lembar uang dengan nominal yang cukup besar, 100, 20, dan 5 ribuan yang lengket satu sama lainnya, dengan steples yang sudah berkarat. Lembar uangya sudah berjamur putih. Tapi saya ragu, apakah uang2 ini masih bisa dipake untuk bertransaksi, secara saya sendiri sudah tidak pernah melihat uang ini. Ternyata uang itu tersimpan sudah 5 tahunan di kost2an suami sebelum menikah, dulu suami saya selalu menyimpan uang di sela2 diktat karena ga punya dompet. Belum sempat mengambil uangnya, diktat2 itu keburu disimpan dalam karung bekas beras karena diktat2 tersebut sudah tidak terpakai

Jadi ingat saat ke bank niaga beberapa waktu lalu, di sana terpampang uang 100 ribu plastik sudah ditarik dari peredaran. Namun belum tau apakah hanya ditarik ato sekalian tidak laku lagi. Kalo tidak laku lagi, wah sayang dong hasil temuan saya ini. Kan bisa buat belanja tuh (ibu rumah tangga banget gitu loh... ). Mau coba dibelanjakan kok ya malu kalo ternyata ga laku lagi

Solusinya, kebetulan sebelum nemu uang itu, kami berencana menabung di bank, ga ada salahnya uang2 temuan itu ditukar dengan uang yang akan ditabung kemudian dimasukkan dalam rekening. Tidak lupa menyediakan uang cadangan bila uang lama tersebut dikembalikan teller.

Alhamdulillah, uang diterima teller dengan selamat. Sejak peristiwa ini, saya jadi semangat bersih2 lagi, siapa tau bisa menemukan lagi harta karun yang pernah tersimpan di antara tumpukan diktat laporan

Andaikan saya tidak membuka2 lagi tumpukan kertas yang akan diloakin, mungkin uang itu dah jadi milik orang lain. Ternyata kalo sudah rizqinya ga akan lari kemana

Friday, 14 November 2008

Hmm... Lecker!

Seperti namanya, kue leker ini rasanya benar2 lecker. Leker terbuat dari adonan tepung beras, gula, kanji dan santan yang dipanggang menggunakan loyang diatas arang. Untuk isinya biasanya irisan pisang, taburan meses dan gula pasir, kemudian dilipat. Khusus pisang memakai pisang raja, rasanya akan lebih megang

Jajanan masa kecil saya ini sudah langka saya temui lagi di Malang. Kalopun ada pastinya di sekolah2 karena harganya yang murah Rp500, maka peminatnya pun anak2 SD. Pernah saya melihat penjual leker memakai sepeda tapi kuenya sudah tidak fresh lagi karena tidak dimasak di tempat, jadi bentuknya lembek alias tidak krispi lagi, dan sedangkan isinya hanya taburan meses.

Sejak saya menetap di Solo leker ini ternyata mudah ditemukan, tidak hanya di sekolah2 namun di jalan2 raya banyak ditemui penjual leker. Saya tidak perlu jauh2 membelinya karena sudah mempunyai leker langganan yakni Leker Pak DJum, di dekat rumah saya. Seperti namanya penjualnya bernama Pak DJum yang sudah puluhan tahun berdagang leker. Saking terkenal rasanya yang muantap maka pelanggannya hingga luar kota, terutama saat lebaran. Kalo pesanan seperti itu sebelum dimakan harus dioven dulu supaya kembali renyah/krispi. Pak DJum menurunkan resep lekernya pada anak2 dan keponakannya, jadi tidak heran kalo di tempat saya tidak langka menemukan kue leker. Yang bikin saya ketagihan membelinya adalah pembuatannya yang seketika, jadi hangat2 langsung bisa dinikmati. Kriuk.. kriuk.. rasanya.. Hmm lecker!

Adakah leker di kota anda?

Thursday, 30 October 2008

Mountain Stone

Dalam perjalanan balik dari pacitan ke solo di area perbukitan yang diselingi hujan, jalanan mulai licin. Air hujan yang menghalangi pandangan berpengaruh pada laju motor. Secara tidak sengaja sesekali melindas jalanan yang tidak rata, bergelombang, maupun bebatuan. Namun demikian Alhamdulillah perjalanan kami aman2 saja sampai di solo.

Sampai di rumah, motor dimandikan guna membersihkan bekas air hujan. Alangkah kagetnya saat membersihkan mesin sebongkah batu hampir seukuran telapak tangan menancap di mesin di balik dek. Tekstur batunya halus, bentuknya mirip uleg2. Tak ayal lagi, supaya bermanfaat batu itu rencananya sekarang difungsikan sebagai penghalus bumbu alias uleg2


Saturday, 25 October 2008

Railway Ticket



Membaca berita di footer layar tipi saya terhenyak. “Laba PT. KA pada arus mudik 2008 sebesar 196 milyar, naik 9% dari tahun lalu”. Ya iyalah, masa ya iya dong.. di luar momen mudik tak jarang terjadi penumpang yang tidak kebagian tempat duduk, apalagi saat arus mudik dan balik, dijamin kereta makin sesak saja. Belum lagi makanan dan minuman yang dijual oleh asosiasi pedagang asongan dan restorasi PT. KA yang harganya gila2an, tentu menambah pundi2 laba pihak PT. KA

Jadi ingat saat melakukan perjalanan kembali dari Malang ke Solo beberapa hari lalu, saya agak kaget saat membeli tiket yang naik 35% dari harga normal. Kan gembar-gembornya tarif tidak naik meski BBM naik dan musim mudik, seperti pengumuman yang tertempel di dekat loket. Kepalang basah kami meneruskan rencana dan menuju kereta yang ternyata sudah full padahal itu jadwal pemberangkatan pertama. Lega bisa masuk meski hanya mendapat ¼ posisi duduk

Saat pengecekan tiket, keanehan pun terjadi. 2 tiket saya ditukar oleh petugas dengan tiket anak yang harganya lebih murah. Saya menanyakan:

‘kenapa ditukar?’ jawabnya,‘ga papa’
‘kan tiket saya lebih mahal dari tiket anak ini pak?’ jawabnya, ‘ga papa’


tiket anak


Akhirnya saya hanya bisa menerima tiket anak itu, dengan harapan bila ada pengecekan lagi kemudian dipermasalahkan petugasnya, penumpang lain di dekat saya akan membela saya. Apa mentang2 saya tidak kebagian tempat duduk kemudian dikasih tiket anak? Apakah mungkin petugas itu sengaja menukar tiket dengan tujuan mencari keuntungan pribadi dengan menjual pada penumpang yang kedapatan tanpa tiket? Saya tau dia membawa persediaan beberapa tiket saat pengecekan. Entahlah. Saya hanya miris kalo ternyata petugas itu mendapatkan keuntungan dengan tidak halal
Nauzubillah..

Wednesday, 22 October 2008

Olay's Fake Promo

Anda mungkin pernah selintas menonton iklan OLAY WHITE RADIANCE yang memakai model iklan Nirina Zubir. Iklan itu akhir2 ini muncul kembali setelah sekian lama tidak tayang dengan memberikan promo tambahan yakni memberikan produk gratis hanya dengan syarat mengirimkan sms premium OLAY WR ke 7669. Promo ini berlangsung hingga akhir bulan Nopember 2008.

Mengenai sms premium sudah pernah saya tulis di sini yakni kuis roncar. Rata2 sms seperti REG itu cenderung merugikan penonton karena tiap sms yang diterima akan menyedot pulsa penonton yang mengirimkan sms REG.



Kembali ke iklan Olay, 4 hari lalu saya coba ikutan sms berhadiah produk Olay. Pertimbangan saya mengikutinya adalah saya sedang mempunyai pulsa segar dan kebetulan masa promonya berhadiahnya masih lama. Beberapa detik kemudian saya mendapat sms balasan yang isinya ‘agak mengecewakan’ yakni pemberitahuan bahwa produk telah habis



Salah sendiri kenapa ngirim sms! Oke.. Kalo saya sih tidak masalah tidak mendapat produknya, tapi saya kecewa dengan iklannya yang masih menayangkan hadiah produk. Bila memang stok sudah habis, kenapa tidak di-cut aja bagian dari iklannya yang menjanjikan hadiah produk itu. Dengan demikian tidak mengeruk keuntungan dari tarif sms premium sebesar Rp 2200/sms. Kalo sudah begini, siapa yang dirugikan? Penonton kan?

So, bagi yang menonton iklannya dan ingin mendapatkan produk gratisnya via sms, lebih baik dibatalkan saja daripada pulsa anda terbuang sia2, mending buat gprs-an

Friday, 17 October 2008

First Time



Yup. Inilah pertama kali posting setelah hiatus dalam rangka mudik lebaran hampir 1 bulan lamanya. Perjalanan saya mudik pastinya tidak berbeda seperti kisah mudik yang dialami para perantau lainnya. Namun bagi saya pengalaman ‘First Time’ memberikan citarasa tersendiri. Apa sajakah itu?

  • Pertama kali puasa romadhon di Solo
    Bertahun2 melakukan puasa bersama orangtua, sensasi berbeda bila dilakukan tanpa orangtua. Semuanya dilakukan sendiri tanpa orangtua, terutama dalam sahur dan berbuka, melakukan ibadah yang lain juga terasa berbeda, kali ini hanya berdua bersama suami. Semuanya harus dijalani dengan gembira

  • Pertama kali lebaran di desa
    Berbeda dengan tahun sebelumnya yang merayakan bersama orangtua di Malang, suasana cenderung sepi karena lokasi rumah di area kampus yang identik dengan kost2an. Hari2 yang biasanya ramai oleh para mahasiswa menjadi sepi ditinggal mudik. Sedangkan tahun ini saya merayakan idul fitri bersama mertua di Pakistan.. eh Pacitan, tetangga Pak SBY

    Menyaksikan lebaran di desa kebalikan dengan kota. Di desa menjadi ramai berduyun2 orang berdatangan dari kota. Selain itu, tipikal desa tak luput mewarnai suasana lebaran. Segar, bebas polusi, hijaunya hamparan sawah dan perbukitan membuat saya betah dan takjub karena di malang susah mendapati pemandangan itu, yang ada hanyalah ijo ruko2, bukan ijo royo2


    Desa Cangring, Pacitan


  • Pertama kali naik kereta
    Kalo yang ini dialami suami saya. Dari dulu pengen merasakan naik kereta. Mumpung ada kesempatan, lebaran ke malang dengan menggunakan kereta. Tak tanggung2, sengaja dipilih kereta ekonomi! Tau sendiri kan gimana bentuk dan suasana kereta ekonomi di saat lebaran? Sebenarnya saya ogah, dah kenyang sengsaranya kereta ekonomi. Tapi demi kalo bersama suami jadi enjoy aja meski kami tidak kebagian tempat duduk, sehingga pihak PT.KA menyediakan gerbong tambahan yang tidak kalah nelangsanya yakni ternyata gerbong yang biasanya untuk barang Beruntung ada bule dari jerman bernama Yonas yang berbaikhati memberikan sebagian matrasnya untuk tempat duduk kami. Penumpang lainnya menggunakan koran sebagai alas. Rejeki bagi tukang koran dan calo kardus yang menjual kardus bekas air mineral seharga 2 ribu/lembar.


    Yonas, turis Jerman



    Gerbong barang alias lesehan


Alhamdulillah, meski lebaran ke desa yang ditempuh selama 5 jam menggunakan armada roda dua melewati perbukitan nan indah, serta lebaran ke kota dengan menggunakan kereta ekonomi selama 7-8 jam yang lesehan berdesakan, namun semuanya berjalan lancar dan selamat, tiada aral yang berarti termasuk terhindar dari hipnotis

Bagaimana kisah mudik anda?