Hampir semua orang yang pernah ke/di malang tentu menjawab dengan kata yang sama bila ditanya tentang air di malang: jernih dan dingin! Kucuran air pam dari kran langsung bisa digunakan dengan nyaman dan aman. Puluhan tahun menetap di malang sejak lahir, tentu saya akan merasa kaget dan risih bila mengalami kondisi air yang berbeda di luar malang. Seperti kini menetap di surakarta, sempat stres dengan air di rumah.
Awal menempati rumah baru yang sudah tersedia air pompa (sanyo), merasa kurang nyaman dengan air yang kekuningan dan beraroma besi meski telah dibuat sumur pompa yang baru. Untuk memasak sengaja membeli air pam di tetangga kami yang melayani penjualan air, harganya cukup murah Rp 1000 / 10 ember ukiran sedang. Meski air sanyo hanya digunakan untuk keperluan kamar mandi, tetap saja kurang puwas. Akhirnya dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi yakni untuk segala keperluan rumah tangga (air minum, memasak dan kamar mandi) dibuatlah keputusan untuk tidak menggunakan air sanyo dan melakukan pendaftaran menjadi pelanggan air pam di kantor pam surakarta.
Setelah pemasangan meteran air, tidak lama lagi saya tidak dipusingkan lagi dengan masalah air. Ternyata harapan saya tidak terwujud, sejak pertama air mengalir sampai hari ini, kondisi fisik air pam tidak berbeda dengan air sanyo, malah bisa dikatakan lebih parah karena air disertai pasir2 halusnya, yang ikut mengendap dalam air minum dan masakan. Jangan2 air pam di tempat saya ini berasal dari sungai bengawan solo?? Secara rumah saya di wilayah pucang sawit. Soalnya saya tau di wilayah lain misalnya di manahan air pam sangat jernih seperti di malang.
Ide memberikan penyaring dari bahan kaos buatan sendiri tetap saja tidak membantu mengurangi kuantitas pasir. Lihatlah skrinsut di bawah ini, tiap hari kami menguras bak mandi tetap saja ada endapan pasir. Warna air? Kekuningan!
Saat mudik di malang akhir bulan lalu, saya jalan ke sardo (bagi warga malang kebangetan kalo ndak tau sardo, lebih dulu ngetop dari matos ), melihat barang imut yang saya tau dari kemasannya adalah sebuah penyaring air yang dipasang di bibir kran. Harganya muraaahhhh. Jadi ingat rumah solo, langsung saya borong tuh barang yang emang tinggal beberapa
Di solo, langsung saya pasang di kamar mandi yang sebelumnya saya kuras air yang ada. Hasilnya? Menakjubkan! Lebih seminggu air di bak mandi belum ada endapan pasir sama sekali. Namun warnanya belum bisa jernih, masih kekuningan sejak pemasangan penyaring.
Lumayanlah meringankan pekerjaan saya di rumah Untuk minum kembali mengkonsumsi air mineral. Semoga segera menemukan toko di solo yang menjual penyaring air seperti itu sebelum persediaan dari malang habis.
Syukur2 ada pihak dari pam surakarta yang membaca blog ini dan memahami. Tapi siapakah saya? Hanya pendatang yang ingin mendapatkan kenyamanan seperti halnya pendatang lain. Kita sama2 bayar tapi kondisi airnya kok parah banget Meski air pam di surakarta masing2 wilayahnya berasal dari sumber air yang berbeda, pastinya ada upaya perbaikan layanan bagi masyarakatnya. Seperti bunyi sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat (surakarta).
Awal menempati rumah baru yang sudah tersedia air pompa (sanyo), merasa kurang nyaman dengan air yang kekuningan dan beraroma besi meski telah dibuat sumur pompa yang baru. Untuk memasak sengaja membeli air pam di tetangga kami yang melayani penjualan air, harganya cukup murah Rp 1000 / 10 ember ukiran sedang. Meski air sanyo hanya digunakan untuk keperluan kamar mandi, tetap saja kurang puwas. Akhirnya dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi yakni untuk segala keperluan rumah tangga (air minum, memasak dan kamar mandi) dibuatlah keputusan untuk tidak menggunakan air sanyo dan melakukan pendaftaran menjadi pelanggan air pam di kantor pam surakarta.
Setelah pemasangan meteran air, tidak lama lagi saya tidak dipusingkan lagi dengan masalah air. Ternyata harapan saya tidak terwujud, sejak pertama air mengalir sampai hari ini, kondisi fisik air pam tidak berbeda dengan air sanyo, malah bisa dikatakan lebih parah karena air disertai pasir2 halusnya, yang ikut mengendap dalam air minum dan masakan. Jangan2 air pam di tempat saya ini berasal dari sungai bengawan solo?? Secara rumah saya di wilayah pucang sawit. Soalnya saya tau di wilayah lain misalnya di manahan air pam sangat jernih seperti di malang.
Ide memberikan penyaring dari bahan kaos buatan sendiri tetap saja tidak membantu mengurangi kuantitas pasir. Lihatlah skrinsut di bawah ini, tiap hari kami menguras bak mandi tetap saja ada endapan pasir. Warna air? Kekuningan!
Saat mudik di malang akhir bulan lalu, saya jalan ke sardo (bagi warga malang kebangetan kalo ndak tau sardo, lebih dulu ngetop dari matos ), melihat barang imut yang saya tau dari kemasannya adalah sebuah penyaring air yang dipasang di bibir kran. Harganya muraaahhhh. Jadi ingat rumah solo, langsung saya borong tuh barang yang emang tinggal beberapa
Di solo, langsung saya pasang di kamar mandi yang sebelumnya saya kuras air yang ada. Hasilnya? Menakjubkan! Lebih seminggu air di bak mandi belum ada endapan pasir sama sekali. Namun warnanya belum bisa jernih, masih kekuningan sejak pemasangan penyaring.
Lumayanlah meringankan pekerjaan saya di rumah Untuk minum kembali mengkonsumsi air mineral. Semoga segera menemukan toko di solo yang menjual penyaring air seperti itu sebelum persediaan dari malang habis.
Syukur2 ada pihak dari pam surakarta yang membaca blog ini dan memahami. Tapi siapakah saya? Hanya pendatang yang ingin mendapatkan kenyamanan seperti halnya pendatang lain. Kita sama2 bayar tapi kondisi airnya kok parah banget Meski air pam di surakarta masing2 wilayahnya berasal dari sumber air yang berbeda, pastinya ada upaya perbaikan layanan bagi masyarakatnya. Seperti bunyi sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat (surakarta).
kalo di sby lebih parah. air pam keruh bgt. untung cuma buat mandi aja. ga dipake minum. fyuh.
ReplyDeleteaku belum pernah ke malang, jadi engga tau.
ReplyDeletemungkin airnya sejernih air di daerah cibaligo-cimahi-bandung atau seperti di sukabumi ... yang airnya jernih, dingin, dan uuuu ... bikin seger.
jadi ingat kampung halaman di bawah kaki gunung tampomas neh. :D
ReplyDeleteaLe juga beli itu dibawa pulang ke bLitar ^^
ReplyDeletela gak protes apa ya di dengar ma PAM Solo to boss. La wong protes ra mbayar ae
ReplyDeleteweleh kangen kalo pergi ke gunung .. :)
ReplyDelete@anang: air yg dijual keliling utk masak itu bknkah air pam?
ReplyDelete@meity: betol, teh..
@emang air jernih cm ada d gunung?
@ale: dsana pake air sanyo?
@ario: sdh protes kok bos, via email :)
@tin2: ya naik gunung aja :p
saya juga gak pernah kesana jadi gw jga gak tau.
ReplyDeletebaguslah
ReplyDeleteWalau saya belum dari sana saya bisa bayangkan segarnya air pegunungan. tapi kenapa harus bayar? Sama seperti dikampung halaman sy Sumatera tp km tidak ada bayar walau pakai pipa langsung dr gunung
ReplyDelete@anonym: kl gtu silakan ksini :p
ReplyDelete@juanda: bagus apanya ya?
@anonym: emang ada air pam gratis? Silakan dibaca lg yak..
Sebenernya pengen juga pindah ke Malang. Enak sejuk, gak seperti surabaya Panas :(
ReplyDeletejadi ingat waktu nginap di surabaya dalam rangka ujian pemagangan ke jepang,
ReplyDeletekondisi airnya ngeri banget, hehe
selain warna nya cokelat, juga agak berlumut2 gitu kyknya..
tp ga ada alternatif lain sihh, jadi biarpun cokelat, tetep dipake mandi dan gosok gigi...
iks iks.......
untung aja g gatel2.
tp kl untuk minum... ga tau lagi deee
rosyidi: pilihan jitu, skalian investasi di malang
ReplyDelete@shuni: minum pake air mineral aja
teknologi tepat guna nih...
ReplyDelete