Record The Journey and Thoughts

Saturday 12 January 2008

Tempe


Dasar mental tempe! Pernah dengar umpatan seperti itu kan? Memangnya kenapa dengan mental tempe? Sedangkan tempe kan bergizi, murah, anti kanker, dan seabreg manfaaat tempe lainnya. Berarti kalo mental tempe artinya cerdas, banyak memberikan kebaikan pada orang lain. Bahkan di jaman semahal kini, tempe masih menjadi idola semua orang, baik orang kaya maupun non kaya. Lauk tanpa tempe rasanya kurang afdol

Apa jadinya bila makanan khas indonesah ini sudah tidak terjangkau oleh kaum jelata? Bahkan langka dari peredaran karena sudah tidak diproduksi lagi? Bisa2 rakyat akan mengalami gizi buruk. Lha iyalah, gizi protein daging, ikan dan susu tidak semua kalangan bisa menikmati, kini ditambah tempe dan tahu yang yang merupakan makanan rakyat ikutan mahal

Biasanya lady membeli tempe mentah potongan seharga Rp1000, sekarang menjadi Rp2000. Bahkan lebih mahal lagi di kota besar seperti jakarta, harga satu potong tempe yang biasa dijual Rp 3.000 kini dijual dengan antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per potong. Kok semahal itu??

Ya, karena harga kedelai yang semakin melonjak. Harga kedelai kini mencapai Rp 7.500 per kilogram atau naik lebih dari 100 persen. Pedagang terpaksa menaikkan harga jual tempe dan tahu. Namun, akibatnya pedagang mengalami penurunan omzet antara Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu per hari. Bila pemerintah ga segera mengatasi makanan rakyat ini, bisa2 menambah jumlah pengangguran karena para pedagang terancam akan gulung tikar. Berita di tipi kemaren di jakarta akan langka tempe karena produsen tempe bakal tidak beroperasi lagi. Bahkan jika ada yang nekad berproduksi, tempe2nya akan dihancurkan dan didenda Rp 1 juta. Ancaman ini diberlakukan oleh asosiasi produsen tempe yang kabarnya akan menghadap presiden.

Di kota malang yang terkenal dengan kota tempe (di daerah sanan-blimbing), juga mengalami kenaikan harga kedelai ini. Sebelum ada kenaikan, harga kedelai lokal rata-rata mencapai Rp6.000 hingga Rp6.500 per Kg dan kedelai impor khususnya dari AS seharga Rp320 ribu per kuintal, tetapi setelah ada kenaikan, untuk harga kedelai lokal menjadi Rp7.000 per Kg dan kedelai impor menjadi Rp740 ribu per kuintal.

Selama ini asupan kedelai lebih mengandalkan kedelai impor. Kok bisa? Emangnya tanah di indonesah ini ga bisa panen kedelai? Kembali lagi ke masalah pajak tinggi dan penjualan kedelai dari petani ke penampungan yang amat murah. Jadi mending kedelai impor aja yang selisih harganya sedikit tapi mutu lebih bagus..

waduh waduh... kalo harga tempe aja mahal, gimana dengan olahan tempe? Bisa2 jajanan kesukaan sayah macam mendoan, keripik tempe dan mendol juga naik

update: 16jan08
Kabarnya pemerintah (presiden SBY) menurunkan bea masuk kedelai import yang sebelumnya 10% menjadi 0%.Dengan penurunan ini semoga harga tempe kembali terjangkau

17 Comments:

  1. Disini, harga gorengan untuk tempe, bakwan, tahu dsb rata-rata Rp. 500 :D

    ReplyDelete
  2. kenapa gak kita mulai...
    DASAR OTAK PIZZA....
    :P
    lha terus kalo tempe harganya naik, makan apaan nih?
    ahhhhh.....
    :D

    ReplyDelete
  3. Lady....

    setahu saya, jaman dimana umpatan bagi kerendahan otak "dasar otak tempe" di pakemkan, itu masih jaman kapitalis materealis yang imbecilismenya gak ketulung (sekarang kan agak pinter tuh orang-orang kapitalis)

    karena Tempe itu murah, yah otak yang merek tempe ya otak murahan... (bukan karena manfaatnya saja) karena waktu itu kan orang-orang itu sambil ngomong juga tangan kanan kirinya pegang ayam goreng + telor asin + cola cola... jadinya ya mahal gitu lhoooooo mahalllll....

    satu lagi : dengan sindiran otak tempe, sisi dualisme lantaran ini jaman materealisme yang menjulang tinggi diangkasa raya, mudah di sogok, bergizi memang, manfaatnya tinggi memang, tapi gak menjamin tingginya prestise seseorang dengan komitmennya. lah murah sih.... ^^

    mbuh ah... diriku udah ngelantur jauh.... Hidup Tempe....!!! Merdeka...!!

    ReplyDelete
  4. mudah2an tempenya masih terbeli

    ReplyDelete
  5. saya hampir tiap hari makan tempe sebagai yang utama, selingannya ikan, ayam hehehe

    ReplyDelete
  6. Itu salah Indonesia sendiri, Tanah subur dan luas, tapi kedelai masih import. maap2 aja kalo aku bilang GOBLOK.Kebanyakan korupsi.
    Kalo mau ngatur sebenernya bisa koq.
    Pak Harto dulu aja bisa membangun dengan Pelita, masak Reformasi yang katanya lebih bagus kalah?
    Paling gak perbaiki birokrasinya biar maju. Bukannya bela2in Pak Harto. Tapi kalo reformasi kebablasan juga tidak baik. Demo akhirnya anarki, merusak, membakar, dll.
    Ya, semoga aja Indonesia bisa efisien dalam memanfaatkan lahan yang ada. Semuanya tergantung rulenya koq. Kalo Undang-undangnya tegas, semuanya akan lancar.

    Kalo soal tempe, jangan salah, di Jepang Tempe tahu juga favorit lho. Tapi disana harganya mahal banget. Meskipun mahal, rasanya lebih enak daripada tempe disini, soalnya kedelainya pilihan, dan masaknya higienis. Alatnya bersih semua, gak kayak di Indonesia, yang mungkin cuma dicuci pake air.
    Sory panjang banget komenku, soalnya ini lagi nungguin koneksi, coz telpon rumah sedang dipakai.

    ReplyDelete

  7. @mrbambang: sama, tp ukurannya jd dikecilin :(

    @sluman slumun: makan daging aja, kan sama aja mahalnya ;)

    @BlukutukBlog: lagi2 materi jadi ukurannya ya :(

    @de: amiin

    @antown: hebat dong!

    @KaiToU: ringan apanya?

    @Rosyidi: gpp kok, namanya juga komentar, bisa panjang & pendek. yang penting berbobot :)
    tp betol kok, aku setuju opininya. makasih ya :)

    ReplyDelete
  8. saat aku sampai di Kalimantan sini...harga tempe gorang per biji Rp. 500,-, sekarang..perbiji Rp. 1000,- ...padahal baru berapa saat aja...Tempe emang makin naik daun

    ReplyDelete
  9. semoga tempe bacem favorit warung depan warnet gak naek, Amin :D

    @agam : wah ke makan kenyamanan mbah harto neh, sory aja yah gam, klo mnurut aLe sih dulu jaman si mbah bisa makmur gitu karena tiap kita kekurangan utang, kurang lagi utang lagi, gimana gak makmur coba.
    terbukti kan pasca dia lengser ktahuan utang negara kita seabreg gitu.,
    ugh, kok jd ngomongin si mbah sih *ngiiing*

    ReplyDelete
  10. huaah, tempe harganya naek ya sekarang...

    biasanya naso pake tempe 2 biji cuman 2500 di warung belakang kost. sekarang jadi 3000 u_u

    ReplyDelete

  11. @tonick: wah naik 100% :P

    @aLe: harga ga naik tp ukuran dikecilin :P

    @Kenshusei: yaaa gitu dheh... *niru logatmu* :D

    ReplyDelete
  12. wahai pemerintah jangan kau buat harga tempe tambah mahal, itu menu utama anak yang fakir miscoll dan miskin sms

    ReplyDelete
  13. mari kita tempe mania mgalang kekuatan untuk mpejuangkan keutuhan tempe yg telah ada ^o^

    ReplyDelete
  14. padahal nyawa anak kos berada di tangan tempe dan tahu... bagaimana nasib kami pak presiden.. buat apa ada IPB kalau panen kedelai saja masih minjem tenaga orang amerika... hehehehehehe..... ayo bangkit bangsaku.. bangkit lawan keterpurukan.... berdiri dengan kaki sendiri..... hidup pak Soekarno...!! lho...

    ReplyDelete

  15. @noki_afandi: semoga didengar pemerintah :)
    @eRween: keutuhan tempe tuh yg gimana?
    @Anang: hidup anang! :D

    ReplyDelete
  16. Memang lahan kita subur, dan sejak dari dulu kala Indonesia dikenal sebagai negara agraris, jadi sebenarnya malu kalau kita harus sangat tergantung dengan asupan kedelai dari luar negeri (60% kebutuhan kedelai Indonesia berasal dari kedelai import). Sebenarnya di dalam negeri sendiri sudah ada varietas-varietas unggul baru seperti PANDERMAN, ANJASMORO, BURANGRANG, dan ARGOMULYO yang dikeluarkan oleh BALITKABI (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang). Varietas tersebut mempunyai ukuran biji besar (16 g/100biji) dan warna setara dengan kedelai import yang cocok untuk pembuatan tempe, tahu, dan susu kedelai. Oleh sebab itu perlu adanya kebijakkan dari Pemerintah berupa subsidi benih atau yang lain agar petani mau menanam sendiri untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap luar negeri.

    ReplyDelete

Silakan isi kolom komentar dengan mencantumkan ID Anda
(Twitter, FB, IG, eMAIL). Terimakasih